kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Dolar AS Menguat, Reksadana Offshore Bisa Jadi Alternatif Investasi yang Menarik


Senin, 18 Juli 2022 / 18:05 WIB
Dolar AS Menguat, Reksadana Offshore Bisa Jadi Alternatif Investasi yang Menarik
ILUSTRASI. Reksadana offshore berdenominasi dolar Amerika Serikat (AS) dinilai bisa jadi pilihan menarik bagi para investor. KONTAN/Muradi/


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Reksadana offshore berdenominasi dolar Amerika Serikat (AS) dinilai bisa jadi pilihan menarik bagi para investor. Maklum, kinerja dolar AS belakangan ini memang tengah cemerlang seiring menjadi incaran para investor sebagai safe haven yang likuid.

Apalagi, pada bulan ini banyak pelaku pasar yang memperkirakan The Fed akan kembali agresif dengan menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 bps seiring masih tingginya inflasi AS. Di saat bersamaan, Bank Indonesia (BI) cenderung masih belum terburu-buru menaikkan suku bunga BI7DRR.

Vice President Infovesta Utama Wawan Hendrayana menjelaskan, kenaikan suku bunga The Fed secara teori memang menguntungkan dolar AS. Oleh sebab itu, reksadana offshore berdenominasi dolar AS diperkirakan masih punya prospek yang menarik ke depan. 

Walau begitu, kenaikan suku bunga AS kali ini juga dibayangi resesi ekonomi AS yang secara fundamental ekonominya belum terlalu baik, terlepas dari agresifnya kebijakan The Fed. 

Baca Juga: Pasar Keuangan Masih Fluktuatif, Investor Disarankan Wait and See

Menurutnya, hal ini juga harus diwaspadai karena berpotensi menjadi sentimen negatif untuk reksadana offshore.

“Ini bisa jadi pertimbangan investor karena bisa mempengaruhi prospek dolar AS ke depan,” ujar Wawan kepada Kontan.co.id, Senin (18/7).

Apalagi, potensi resesi ekonomi berpeluang akan berdampak negatif pada kinerja emiten-emiten AS. Alhasil, reksadana offshore berbasis saham berpotensi tertekan akibat hal tersebut.

Dengan demikian, dia menilai reksadana berdenominasi dolar AS yang berbasis obligasi cenderung lebih menarik prospeknya. Pasalnya, saat ini, secara tren, yield US Treasury masih cenderung bullish. 

Sayangnya, Wawan menyebut kalangan yang bisa mendapatkan akses reksadana offshore ini cenderung terbatas, yakni investor institusi maupun investor high net worth. Salah satu penyebabnya adalah nilai minimal investasi pada produk reksadana offshore yang sebesar US$ 10.000.

Baca Juga: Aset Safe Haven Ini Bisa Jadi Pilihan Saat Tren Inflasi Melejit Tinggi

“Jika mempunyai dananya serta punya jangka waktu investasi hingga tiga tahun, reksadana dolar AS yang berbasis obligasi bisa dilirik,” tutup Wawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×