Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Nilai tukar dolar AS terhadap yen Jepang dan franc Swiss bergerak mendatar pada Rabu (18/6), di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik antara Iran dan Israel yang mendorong investor beralih ke aset safe haven, sembari menanti keputusan suku bunga dari Federal Reserve (The Fed).
Selama enam hari terakhir, Israel terus menggempur Iran, menargetkan program nuklir negara tersebut, dan secara terbuka menyerukan perubahan rezim di Teheran.
Ketegangan ini memicu kekhawatiran investor atas potensi meluasnya konflik, terutama mengingat kawasan tersebut merupakan pusat penting energi global dan rantai pasok internasional.
Baca Juga: The Fed Diperkirakan Tahan Suku Bunga, Dibayangi Ketidakpastian Geopolitik & Tarif AS
Laporan Reuters menyebutkan bahwa militer AS turut memperkuat kehadirannya di kawasan, meningkatkan spekulasi keterlibatan langsung Washington dalam konflik tersebut.
Di tengah perkembangan ini, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menegaskan penolakannya terhadap seruan Presiden AS Donald Trump untuk menyerah tanpa syarat.
“Bangsa Iran tidak akan tunduk,” kata Khamenei dalam pernyataan yang disampaikan melalui televisi pemerintah.
Dolar Masih Jadi Safe Haven
Meskipun dolar secara struktural mulai kehilangan sebagian daya tariknya sebagai aset aman, para analis menilai perannya belum sepenuhnya tergantikan.
“Dolar tetap menjadi safe haven karena kedalaman dan likuiditasnya,” ujar Rodrigo Catril, analis valas di National Australia Bank.
Baca Juga: Kurs Rupiah Melemah Ketika BI Menahan BI Rate, Rabu (18/6)
Pada perdagangan Rabu, dolar AS melemah 0,3% terhadap yen ke posisi 144,845, dan nyaris tak berubah terhadap franc Swiss di level 0,8175.
Terhadap euro dan pound sterling, dolar mengalami pelemahan yang lebih signifikan.
Namun, secara tahunan, indeks dolar yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama masih mencatat penurunan sekitar 8% sepanjang 2025.
Penurunan ini dipengaruhi oleh menurunnya keyakinan terhadap stabilitas ekonomi AS dan arah kebijakan pemerintahan Trump, terutama di bidang perdagangan dan diplomasi.
Pasar Menanti Sikap The Fed
Volatilitas pasar tetap terbatas menjelang pengumuman kebijakan The Fed pada Rabu malam waktu AS (Kamis dini hari WIB).
Baca Juga: Pemimpin Tertinggi Iran Khamenei Tolak Seruan Trump untuk Menyerah Tanpa Syarat
Pelaku pasar secara luas memperkirakan bank sentral akan mempertahankan suku bunga di level saat ini, sembari menanti pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell terkait prospek inflasi dan pertumbuhan.
Menurut Derek Halpenny, Kepala Riset EMEA di MUFG, ekspektasi terhadap penurunan suku bunga mungkin meningkat untuk periode setelah September, tetapi pelemahan dolar diperkirakan akan tetap terbatas hingga ada kejelasan lebih lanjut mengenai konflik Iran-Israel.
Sementara itu, data klaim tunjangan pengangguran mingguan AS dijadwalkan rilis hari ini, dan pasar juga mencermati dampak dari lonjakan harga minyak, kini menyentuh US$75 per barel terhadap kebijakan moneter ke depan.
Perkembangan Global Lain
Di Eropa, Riksbank (bank sentral Swedia) menurunkan suku bunga sesuai ekspektasi, membuat krona sedikit melemah terhadap euro, yang naik 0,5% ke 11,022 krona.
Pada Kamis, giliran bank sentral Swiss, Inggris, dan Norwegia yang akan mengumumkan kebijakan suku bunga mereka.
Baca Juga: Ucapan Kontroversi Trump Soal Pemimpin Iran Bikin Aset Kripto Rontok, Investor Panik!
Poundsterling naik 0,2% ke level US$1,345, didorong oleh data inflasi Inggris yang melambat ke level 3,4% secara tahunan sesuai ekspektasi pasar. Euro juga menguat 0,2% ke US$1,1498.
Di sisi lain, investor kecewa atas minimnya hasil dari pertemuan G7 di Kanada terkait isu tarif. Padahal, Presiden Trump telah menetapkan awal Juli sebagai tenggat waktu penerapan tarif impor tambahan.
Selanjutnya: Promo PSM Alfamart Periode 16-23 Juni 2025, Lifebuoy Cair Diskon hingga Rp 14.000
Menarik Dibaca: Promo PSM Alfamart Periode 16-23 Juni 2025, Lifebuoy Cair Diskon hingga Rp 14.000
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News