Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Dolar Amerika Serikat (AS) lagi-lagi keok di hadapan berbagai valuta asing (valas) akibat sentimen negatif yang membayangi fundamental negara. Penguatan berbagai valas bisa dimanfaatkan investor untuk mulai ambil untung.
Trading Economics, Senin (26/5) pukul 13.47 WIB, menunjukkan posisi indeks dolar AS alias DXY di level 98,787 basis poin (bps), melemah 0,29% secara harian. Secara kumulatif sebulan, pelemahan DXY malah sudah mencapai 0,94%.
Presiden Komisioner HFX International Berjangka, Sutopo Widodo menyebut pelemahan dolar AS ini pada dasarnya didorong kegelisahan investor akan fundamental ekonomi AS.
“Pemerintah AS mengeluarkan banyak uang dan semakin terlilit utang. Tarif dan pemberitahuan perdagangan membuat orang berpikir ekonomi mungkin melambat. AS tidak lagi dilihat stabil seperti dulu, sehingga investor mencari tempat lain,” jelas Sutopo kepada Kontan, Senin (26/5).
Baca Juga: Dukung Aturan Diskon Ongkir, Ninja Express Sebut Ini Lindungi Pelaku Logistik
Apalagi, peringkat kredit AS baru-baru ini diturunkan. Sutopo bilang itu menjadi tanda peningkatan risiko investasi pada aset AS, termasuk dolar.
Nah, pelemahan dolar AS ini menjadi angin segar bagi berbagai valas lain.
Misalnya saja valas-valas besar seperti, Euro, Pound Sterling, dan Franc Swiss. Secara harian, EUR menguat 0,37% ke level 1,14 euro per dolar AS, GBP menguat 0,23% ke level 1,35 pound per dolar AS, dan CHF menguat 0,17% ke level 0,82 franc per dolar AS.
Dus valas komoditas seperti dolar Australia, dolar Selandia Baru, dan dolar Kanada. Secara harian, AUD menguat 0,98% ke level 0,65 dolar Australia per dolar AS, NZD menguat 0,51% ke level 0,60 dolar Selandia Baru per dolar AS, dan CAD menguat 0,25% ke level 1,37 dolar Kanada per dolar AS.
Tak ketinggalan, valas-valas emerging market seperti Rupiah, Rupee, dan Peso. Secara harian, IDR menguat tipis 0,07% ke level Rp 16.237 per dolar AS, INR menguat 0,18% ke level 84,92 rupee per dolar AS, dan MXN menguat 0,12% ke level 19,21 peso per dolar AS.
Sutopo bilang, investor yang memegang valas-valas ini bisa memanfaatkan momentum pelemahan dolar AS ini segera.
“Mungkin ada baiknya untuk mengambil sebagian keuntungan sekarang. Dolar AS saat ini berada pada level yang memungkinkannya untuk mengalami sedikit penguatan kembali, meskipun nantinya akan melemah,” sebut Sutopo.
Pasalnya, Sutopo menilai pergerakan dolar AS ke depannya tak mudah diprediksi. Kekhawatiran besar terkait utang pemerintah AS dan kebijakan perdagangan, dalam hal ini soal tarif impor, menjadi sentimen yang dapat dicermati.
Pun begitu, Sutopo bilang dua hal ini juga tak mudah diprediksi, jika berkaca pada kebijakan Presiden AS Donald Trump yang kerap berubah-ubah.
Baca Juga: Simpanan Nasabah Kaya RI Mendominasi, Naik 4,7% pada Bulan April 2025
Selanjutnya: Dukung Aturan Diskon Ongkir, Ninja Express Sebut Ini Lindungi Pelaku Logistik
Menarik Dibaca: Promo Superindo Hari Ini 26-29 Mei 2025, Tuna Fillet-Bawang Putih Harga Spesial
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News