Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) masih berhati-hati berekspansi. Meski demikian, emiten ini optimistis bisa meraih laba dari peningkatan produksi. Melalui anak usahanya, PT Bukit Makmur Mandiri Utama, DOID berharap mendapatkan tambahan laba dari kontrak penambangan batubara dari PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU).
Manajemen DOID yakin, produksi batubara di tambang milik BRAU bisa meningkat tahun ini, meski harga batubara diprediksi stagnan. "Proyek BRAU termasuk yang diharapkan bisa meningkatkan produksi Bukit Makmur, Volumenya bisa naik 6% per tahun" ujar Errinto Pardede, Direktur DOID, kepada KONTAN, belum lama ini.
Sebagian besar pendapatan bersih DOID berasal dari penambangan di tambang milik BRAU. Dari laporan keuangan kuartal III 2014, kontribusi pendapatan dari BRAU mencapai US$ 180,52 juta atau 39% total pendapatan DOID yang mencapai US$ 424,88 juta.
DOID memiliki kontrak jangka panjang penambangan batubara di tiga tambang milik BRAU, yakni Lati, Suaran, dan Binungan. Ketiganya berlokasi di Kalimantan Timur. Akhir tahun lalu, Bukit Makmur meraih perpanjangan kontrak penambangan batubara dari BRAU di tambang Binungan hingga tahun 2019. Masa kontrak ini lebih panjang satu tahun dari kesepakatan lama yang semestinya berakhir tahun 2018.
Amandemen kontrak ini juga mencakup pekerjaan pengupasan lapisan tanah (overburden removal), pengangkutan batubara dan penyewaan alat berat di tambang Binungan dan Lati milik BRAU. Bukit Makmur akan melakukan overburden removal sebanyak 255 juta bank cubic meter (bcm) di Lati dan 392 juta bcm di Binungan.
Bukit Makmur juga akan memproduksi 24,7 juta ton batubara di Lati dan 43,2 juta ton di Binungan. Nilai kontrak pekerjaan itu mencapai US$ 1,2 miliar dan akan dilakukan dalam lima tahun ke depan. Sebelumnya, Bukit Makmur memberikan diskon atas tarif kontraktor ke BRAU.
Pada Agustus 2014, Bukit Makmur mengorting sebesar 5% tarif kontraktor penambangan batubara ke BRAU. Diskon itu berlaku untuk tarif penambangan yang dilakukan Bukit Makmur di Lati. Selain terus mengeruk untung dari pelanggan tetap, DOID tengah membidik dua klien baru.
Tapi Errinto enggan menyebutkan dua klien baru itu dan nilai kontraknya. "Sudah dalam pembicaraan dan negosiasi," ujar dia. Sepanjang tahun 2014, volume overburden removal batubara DOID hanya mencapai 276,7 juta bcm. Jumlah tersebut menurun 6,8% dibandingkan volume pengupasan tanah pada 2013 sebesar 297 juta bcm.
Tahun ini, DOID mengharapkan bisa mempertahankan volume di kisaran 297 juta bcm hingga 280 juta bcm. Sementara produksi batubara DOID juga turun dari 32,6 juta ton di 2013 menjadi 30,9 juta ton pada 2014.
Penurunan volume produksi batubara yang signifikan terjadi pada Desember tahun lalu. DOID hanya mampu memproduksi sebesar 2,1 juta ton batubara dibandingkan pada November yang sebesar 2,8 juta ton batubara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News