Reporter: Sanny Cicilia | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Postingan Tito Sulistio di akun Instagramnya yang berisi doa untuk pasar modal Tanah Air, viral. Pasalnya, sejumlah kalangan mengartikan, bahwa postingan petinggi Bursa Efek Indonesia (BEI) ini menjadi sinyal bahwa pasar modal Indonesia dalam kondisi lebih mengkhawatirkan daripada yang terlihat.
"Ya Allah, Ya Tuhan kami. Saat ini industri pasar modal Indonesia sedang dalam cobaan berat. Engkau nyalakan api membara meluluh lantakan harga saham. angin kencang Engkau tiupkan mengkocarkacirkan para pemodal. Gempa menggoyang, menghancurkan dan menjatuhkan para pelaku. Bahkan hawa dingin Engkau hembuskan, membekukan langkah para regulator dan otoritas," demikian sebagian lantunan doa yang disampaikan Tito.
"Semoga Allah memberi berkah kesejahteraan ke republik ini. Aamiin" demikian tulis Tito di caption postingannya, Minggu (5/7).
Postingan Tito, mantan Direktur Utama BEI periode 2015-2018 ini dianggap sebagai sinyal serius atas yang terjadi di pasar modal.
"Bulukuduk saya merinding manakala membaca status Pak Tito, ya Allah... Selamatkan kami. Amin," tulis akun Wazirman, mengomentari postingan Tito.
Pendapat lain pun beredar sampai luar Instagram. "Dengan meminjam sudut pandang Tito, kita memahami apa yang tengah terjadi. Kegalauan dan ketakutannya memperkuat kekhawatiran sejumlah kalangan. Ekonomi Indonesia sedang dalam bahaya," tulis jurnalis senior Hersubeno Arief, yang juga beredar di grup WA.
Atas tanggapan yang beragam, Tito mengaku, postingan di IG-nya, sebagai reminder dalam doa, ditambah sedikit kritikan. "Kalau teman-teman ada yang mengiterpretasikan, ya tidak apa-apa," katanya, Selasa (7/7).
Menurut dia, pasar modal saat ini perlu konsolidasi terstruktur dari semua pemangku kepentingan. Mereka diharapkan mempunyai arah tempuh dan rencana taktis yang sama.
"Pastikan semua mempunyai persepsi yang sama untuk meningkatkan confident terhadap pasar. Prinsip Growth indeks adalah 2E +/- P.... Ekonomi, Emiten... Saat ini, kuncinya, Persepsi!" kata Tito.
Dengan begitu, diharapkan, dorongan bersama-sama ini bisa memupuskan ketidakpercayadirian pasar yang berlangsung empat-lima bulan terakhir ini.
Demikian isi doa Tito,
"Bismillahirrahmanirrahim
Ya Allah, ya Tuhan kami. Saat ini industri pasar modal Indonesia sedang dalam cobaan berat. Engkau nyalakan api membara meluluh lantakan harga saham. angin kencang Engkau tiupkan mengkocarkacirkan para pemodal. Gempa menggoyang, menghancurkan dan menjatuhkan para pelaku. Bahkan hawa dingin Engkau hembuskan, membekukan langkah para regulator dan otoritas.
Ya Allah Yang Maha Kuasa. Industri pasar modal selalu menjadi signal perekonomian nasional. Saat ini panasnya api, dingin es, goyangnya gempa membuat industri pasar modal Indonesia penuh ketidakpastian.
Ya Allah ketidakpastian ini berdampak sistemik ke tata kelola Industri finansial lainnya, baik perbankan maupun asuransi, pada akhirnya bisa melemahkan daya beli masyarakat.
Ya Allah Yang Maha Kuasa, ya Allah Yang Maha Tahu. Kami sadar bahwa kerusakan di muka bumi adalha karena ulah dan perbuatan kami manusia. Kami sadar bahwa ada yang lebih berkuasa daripada kami. Karenanya ya Allah, kuatkan kami menghadapi cobaan ini. Sadarkan kami dengan cobaan ini. Maafkan kesombongan kami selama ini. Ajarkan kami cara beriman dan bertakwa yang benar sesuai cara-Mu.
Ya Allah, kami memohon, tunjukkan jalannya, bukalah arahnya, dinginkan apinya, kurangi goyang gempanya, agar kami para pelaku dan pengatur di pasar modal mampu melewati cobaan ini.
Agar industri pasar modal bisa bergerak ke atas memberi signal positif ke perekonomian nasional, agar Indonesia dapat menjadi negeri yang gemah ripah loh jinawi, agar rakyatnya bisa hidup dengan tenang dan penuh keberkahan.
Jika doa kami tidak berkenan bagi-Mu, maafkan kami Ya Allah yang Maha Mengabulkan doa-doa. Jika doa ini baik menurut-Mu, kabulkan doa hamba yang lemah dan hina di hadapan-Mu ini ya Allah.. Aamiiin".
Semoga Allah memberi Berkah kesejahteraan ke republik ini. Aamiin
A post shared by Tito sulistio (@tito.sulistio) on
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News