Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Penjualan PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) selama tujuh bulan pertama cukup menggembirakan. Hingga Juli, emiten properti dan kawasan industri ini berhasil mengantongi marketing sales Rp 1,5 triliun atau sekitar 75% dari target yang dipatok perseroan tahun ini.
Marketing sales tersebut seluruhnya diperoleh dari penjualan lahan industri di kawasan Deltamas seluas 82 hektare (ha). Sementara tahun ini, perseroan hanya membidik penjualan lahan 100 ha.
Kendati penjualan lahan hingga Juli cukup memuaskan, perseroan tidak memiliki niat untuk mengerek target marketing sales yang telah dipatok sebesar Rp 1,9 triliun- Rp 2,2 triliun. "Target tidak berubah. Dengan kondisi ekonomi saat ini, penjualan lahan industri mengalami perlambatan." Kata Hermawan Wijaya, Direktur DMAS di Jakarta baru-baru ini.
Marketing sales selama tujuh bulan pertama terdongkrak lantaran DMAS menjual lahan dalam volume yang cukup luas kepada satu investor. Sementara 22 ha sisanya dijual dalam ukuran-ukuran kecil.
DMAS berhasil menjual lahan seluas 60 ha kepada perusahaan otomotif asing SAIC-GM Wuling senilai Rp 800 miliar. Perusahaan tersebut merupakan perusahaan patungan antara produsen otomotif asal Amerika Serikat (AS) General Motors dan produsen otomotif Cina SAic Motor Corporation.
Tahun ini, DMAS menganggarkan belanja modal (capex) sebesar Rp 1,2 triliun yang akan digunakan untuk menambah lahan dan pembangunan infrastruktur pendukung di Delta mas. Sebelumnya, manajemen DMAS sempat mengungkapakan akan menambah capex untuk menggejot lahan. Namun, Hermawan bilang perseroan belum akan merevisi target.
Tahun ini, DMAS berencana mengakuisisi 135 ha lahan di sekitar Deltamas dan hingga Juli lahan baru berhasil dibebaskan sekitar 5 ha.
Sementara untuk pembangunan infrastruktur dan properti investasi, anak usaha Sinarmas Land ini akan mengembangkan bangunan pabrik untuk disewakan, apartemen sewa, hotel, serta infastruktur jalan dan air.
Tahun ini, DMAS menargetkan pendapatan Rp 2,2 triliun dan laba bersih ditargetkan Rp 1,2 triliun hingga Rp 1,3 triliun. Semester I, pendapatan perseroan naik 4,06% yoy menjadi Rp 1,28 triliun dan laba bersih Rp 772,18 miliar atau turun 3,1% yoy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News