Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto
PTDU pun akan menggenjot perolehan kontrak baru pada semester kedua. Menurut Hizkia, proyek-proyek yang bisa mendatangkan kontrak baru dengan jumlah besar berada pada periode kuartal kedua (Q2), Q3, dan Q4.
Meski tidak membeberkan rincian belanja modal (capex) yang disiapkan, tapi Hizkia mengatakan PTDU memiliki anggaran yang sangat longgar untuk bisa menopang rencana kerja di tahun ini.
Baca Juga: Djasa Ubersakti (PTDU) kembangkan dua proyek properti di Bogor
Yang jelas pada kuartal pertama, PTDU telah mengucurkan belanja modal sebesar Rp 3 miliar untuk pembelian kendaraan seiring dengan dimulainya sejumlah pengerjaan proyek.
"Tergantung kita dapat proyeknya di mana, jadi memang kita standby. Budget capex kami sangat longgar, jadi aman untuk support bisnis plan," sebut Hizkia.
Dilihat dari laporan keuangan per Q1-2021, kinerja PTDU mengalami kontraksi. PTDU membukukan pendapatan terkonsolidasi sebesar Rp 5,64 miliar, turun 13,3% dibandingkan dengan Q1-2020 yang sebesar Rp 6,51 miliar. PTDU pun membukukan kerugian bersih tahun berjalan sebesar Rp 7,26 miliar.
Menurut Direktur Keuangan PTDU Toto Yulianto, kontraksi kinerja keuangan tersebut disebabkan oleh proyek-proyek yang sedang berjalan masih dalam tahap awal pekerjaan.
"Di mana total kontrak dalam pelaksanaan yang saat ini dikerjakan Perseroan lebih dari Rp 300 miliar dan masuk masa konstruksi sejak awal tahun 2021," ungkapnya dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia.
Toto meyakini, kinerja PTDU akan menanjak seiring dengan meningkatnya progres pekerjaan yang dapat berpengaruh positif terhadap laporan keuangan untuk periode berikutnya.