kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45897,60   4,88   0.55%
  • EMAS1.365.000 -0,22%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Divestasi Masih Proses, Induk INCO Ingin Jual Saham ke Asing, Ini Prospek Sahamnya


Sabtu, 08 Juli 2023 / 16:54 WIB
Divestasi Masih Proses, Induk INCO Ingin Jual Saham ke Asing, Ini Prospek Sahamnya
ILUSTRASI. Aktivitas pekerja pada fasilitas pengolahan nikel PT Vale Indonesia Tbk (INCO).


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk, Filemon Agung, Pulina Nityakanti | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Vale S.A, induk usaha dari PT Vale Indonesia Tbk (INCO), berencana melakukan divestasi saham terutama untuk unit penambangan logam dasar. Perusahaan tambang dari Brasil ini telah mendapatkan penawaran dari berbagai investor.

Mengutip laporan Bloomberg, Juni lalu, Public Investment Fund (PIF) asal Arab Saudi telah memasukan penawaran senilai US$2,5 miliar atau setara Rp37,4 triliun untuk mengakuisisi 10% saham Vale untuk unit logam dasarnya.  Selain PIF, penawaran juga kabarnya datang dari Mitsui & Co dan Qatar Investment Authority.

Bisnis nikel memang menggiurkan, makanya jadi rebutan.  Senior Information Investment Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan, prospek produksi nikel di Indonesia dan perannya terhadap industri energi baru terbarukan (EBT) tak hanya menarik untuk pasar domestik, tetapi juga di luar negeri.

“Investasi INCO di nikel tidak hanya dilirik oleh investor lokal atau Mind ID, tetapi juga investor luar negeri,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (7/7).Meskipun begitu, Nafan melihat, jika Mind ID masih berhasil INCO dalam jumlah yang besar, pemerintah masih akan jadi pemegang saham mayoritas. 

“Otomatis, kebijakan INCO ke depan pasti akan selaras dengan kepentingan nasional indonesia secara umum sekaligus kepentingan MIND ID secara khusus,” tuturnya.

Nafan mengatakan, peran Mind ID dalam investasi saham INCO bertujuan untuk mempercepat atau mengakselerasi pengembangan electric vehicle (EV) di Indonesia. 

Hal itu akan selaras dengan kepentingan nasional Indonesia dalam mewujudkan kepentingan ekonomi di bidang hilirisasi sumber daya alam, khususnya mineral nikel dalam pengembangan ekosistem industri EV. 

Baca Juga: Pemerintah Ungkap Vale (INCO) Berpotensi Lepas 14% Saham untuk Divestasi

Selama porsi saham masih di atas 50%, tentu pemerintah masih akan jadi penentu strategi bisnis dalam pengembangan EV di Indonesia melalui INCO

“Namun, jika perusahaan asing yang mayoritas, mau tidak mau pemerintah harus meningkatkan diplomasi ekonomi melalui B2B partnership untuk mencapai agreement,” paparnya.

Menurut Nafan, kinerja bisnis dan saham INCO sebenarnya akan lebih meningkat jika berjalan selaras dengan kebijakan pemerintah Indonesia untuk meningkatkan added value nikel.“Nikel sebagai bahan baku dalam pembuatan baterai tentu memiliki peran penting untuk mewujudkan ekosistem EV di Indonesia,” tuturnya.

Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan jika Vale Canada yang menjadi bagian dari Vale Global diakuisisi oleh Arab Saudi maka saham pengendali akan berpindah tangan. Akibatnya arah strategi bisnis bisa berubah dan berdampak pada perusahaan di masa depan.  

“Arah strategi perusahaan misalnya terkait hilirisasi juga berisiko berubah. Maka dari itu penting agar divestasi Vale bisa 51% dimiliki pemerintah Indonesia,” kata Bhima, Senin (26/6).  

Untuk itu, kata dia, pemerintah melalui holding pertambangan, harus menjadi pemegang saham pengendali dari Vale Indonesia. Dengan begitu pemerintah bisa memastikan hilirisasi mineral bisa berjalan, dan bahan baku nikel untuk ekosistem kendaraan listrik terjamin.

Keriuhan soal INCO juga ramai di media sosial. Twitter akun Nakula (@03__nakula), Rabu (5/7) mencicit, penting bagi Pemerintah Indonesia segera mengambil alih tambang Vale. "Sehingga pemerintah bisa memastikan hilirisasi nikel bisa berjalan dan bahan baku nikel untuk ekosistem bisnis lainnya seperti kendaraan listrik terjamin,” ujar Nakula. 

Baca Juga: Kepentingan Nasional Akan Diutamakan dalam Divestasi Vale

Sebelumnya Anggota Komisi VII Fraksi PAN, Nasril Bahar  mengatakan selama ini pencatatan aset Vale Indonesia dilakukan di Kanada, bukan di Indonesia.

Untuk itu, penting bagi pemerintah untuk bisa mencapai porsi minimal 40% dalam komposisi kepemilikan Vale Indonesia. “Pencatatan aset Vale Indonesia selama ini tidak ada di dalam negeri, tetapi di Kanada. Kami berharap ada kedaulatan mineral kita di sini," tegasnya. 

Dengan pengakuan pencatatan di Indonesia, maka akan menambah aset holding BUMN, Mind ID sekaligus aset nasional Indonesia. 

Sementara Nafan merekomendasikan accumulate untuk saham INCO dengan target harga Rp 6.425 - Rp 7.200 per saham. Pada JUmat (7/7), harga saham INCO tutup di Rp 6.325, turun 0,39% dibandingkan sehari sebelumnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×