Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Waskita Karya Tbk (WSKT) mendivestasikan pada dua aset yaitu Tol Semarang-Batang, dan Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi. Dari dua divestasi ini, WSKT berhasil mengantongi dana sebesar Rp 1,5 triliun dan Rp 824 triliun.
Saham yang dijual oleh WSKT melalui Waskita Toll Road (WTR) untuk penjualan atas kepemilikan 30% saham di ruas tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi, dengan nilai Rp 824 triliun, kepada investor asal Hongkong, Kings Ring Limited (KRL). Selvi Octaviani, analis Samuel Sekuritas Indonesia menyebut, potensi laba dari penjualan tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi mencapai Rp 476 miliar.
WSKT melalui WTR menjual 20% kepemilikan Tol Semarang-Batang ke Reksa Dana Penyertaan Terbatas Samuel Aset Manajemen Jalan Tol (RDPT-SAM JT) senilai Rp 1,5 triliun. Potensi laba dari divestasi ini mencapai Rp 800 miliar.
Menurut Analis Panin Sekuritas, Ishlah Bimo Prakoso, ini jelas positif untuk Waskita karena emiten BUMN ini menargetkan sembilan divestasi ruas tol. “Dengan target dana cash in Rp 11 triliun, dua tol kira-kira Rp 2,7 triliun, tersisa Rp 9 triliun-Rp 10 triliun lagi untuk dicapai, untuk target mereka di Rp 11 triliun,” ujar dia.
Baca Juga: Divestasi tol Kualanamu, Waskita Karya (WSKT) diperkirakan untung Rp 476 miliar
Menurut Selvi, divestasi ruas tol Semarang-Batang dengan skema RDPT dilihat sebagai strategi yang tepat. Sebab ada potensi buyback di masa mendatang, sehingga WSKT tidak kehilangan potensi recurring income saat trafik meningkat.
“Dua divestasi tol pertama berhasil dilakukan pada valuasi berkisar PBV 2 kali dan di atas ekspektasi kami. Kedua ruas tol dicatat pada buku WSKT menggunakan metode ekuitas, sehingga tidak mempengaruhi porsi utang. Selain itu, hasil divestasi dapat membantu arus kas perusahaan,” ungkap Selvi dalam riset.
Bimo mengatakan, langkah divestasi ini positif karena Waskita Karya mempunyai beban utang berbunga mencapai Rp 69 triliun. Beban bunga dari utang ini dapat menggerus laba Waskita. “Harapannya dengan dikonsolidasi utang itu beban bunganya bisa berkurang sehingga margin laba bersih Waskita bisa kembali positif,” tutur Bimo.
Baca Juga: Divestasi dua asetnya, Waskita Karya (WSKT) diprediksi raup untung Rp 1,1 triliun
Bimo menilai akan ada kenaikan signifikan dari pendapatan WSKT ke angka Rp 27 triliun setelah 2020 hanya mencapai Rp 17 triliun. Meski meningkat, pendapatan ini belum kembali ke level tahun 2019 yang mencapai Rp 31,87 triliun.
Bimo merekomendasikan beli saham WSKT dengan target harga Rp 1.700 per saham di akhir 2021. Selasa (16/3), harga saham WSKT turun 1,39% ke Rp 1.415 per saham.
Baca Juga: Waskita Karya (WSKT) akan merestrukturisasi utang dengan skema beda dari sebelumnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News