Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) melihat peluang dari perkembangan teknologi energi baru terbarukan (EBT) yang akan semakin kompetitif. Demi meraih potensi ini, PTBA gencar melakukan diversifikasi bisnis dengan menggarap bisnis energi terbarukan dan menjalankan program energi baru.
Sekretaris Perusahaan Bukit Asam, Apollonius Andwie C menerangkan masuknya PTBA ke dalam bisnis EBT merupakan salah satu langkah untuk mewujudkan visi menjadi perusahaan energi yang peduli lingkungan. Visi ini sejalan juga dengan target pemerintah untuk mencapai Net Zero Emission pada 2060 atau lebih cepat.
“Secara umum, saat ini mayoritas sumber energi masih berasal dari fosil. Namun diyakini transformasi energi ke depan khususnya EBT akan semakin dapat bersaing dengan energi fosil,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (3/2).
Baca Juga: Pemerintah Akan Stop Ekspor Listrik EBT untuk Jaga Ketahanan Energi Domestik
Makin kompetitifnya energi hijau ini seiring dengan perkembangan teknologi sehingga EBT akan semakin efisien. Menurut Apollonius, hal tersebut merupakan peluang yang perlu dikelola cermat dengan memperhatikan sumber daya PTBA yang ada, sehingga diversifikasi bisnis perlu dilakukan.
Salah satu program PTBA adalah hilirisasi coal to DME. Selain merupakan sumber energi baru yang lebih ramah lingkungan, implementasi DME akan mengurangi impor LPG serta memperbaiki neraca dagang Indonesia. Rencana tersebut sejalan dengan kebijakan pemerintah yang tertuang dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) 2017.
Selain mengembangkan energi baru, PTBA telah merealisasikan sejumlah proyek energi terbarukan yakni PLTS.
Apollonius menjelaskan, PTBA sejauh ini telah membangun PLTS di Bandara Soekarno Hatta bekerja sama dengan PT Angkasa Pura II (Persero), sudah beroperasi penuh sejak Oktober 2020. PLTS tersebut berkapasitas maksimal 241 kilowatt-peak (kWp) dan terpasang di Gedung Airport Operation Control Center (AOCC).
Selain dengan Angkasa Pura II, PTBA juga bekerja sama dengan Jasa Marga Group untuk pengembangan PLTS di jalan-jalan tol. Baru-baru ini, PLTS berkapasitas 400 Kilowatt-peak (kWp) di Jalan Tol Bali-Mandara telah selesai dibangun dan diresmikan pada 21 September 2022.
Baru-baru ini, PTBA menjajaki potensi kerja sama pengembangan PLTS di lokasi operasional Semen Indonesia Group (SIG). PTBA juga menjajaki pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) dengan China Huadian Corporation (CHD).
Bisnis energi terbarukan yang digarap Bukit Asam juga akan didukung oleh lahan bekas tambang yang bisa dimanfaatkan untuk pengembangan energi surya. Di antaranya adalah lahan pasca tambang Ombilin di Sumatera Barat seluas 201 hektare (ha) dan di Tanjung Enim seluas 224 ha. Potensi PLTS di masing-masing lahan tersebut mencapai 200 Megawatt (MW).
Lahan-lahan tersebut milik PTBA, sehingga tidak perlu dilakukan pembebasan lahan. Dengan begitu, biaya investasi untuk PLTS dapat ditekan sehingga listrik yang dihasilkan bisa kompetitif. Lahan-lahan bekas tambang pun jadi produktif.
“Dengan dimanfaatknnya lahan bekas tambang tidak hanya bermanfaat untuk lingkungan, tapi juga bernilai ekonomi,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News