kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ditopang Tolak Angin, Sido Muncul cetak kenaikan laba hingga 21%


Selasa, 27 Juli 2021 / 12:07 WIB
Ditopang Tolak Angin, Sido Muncul cetak kenaikan laba hingga 21%
ILUSTRASI. Laba bersih Sido Muncul (SIDO) meningkat 21,32% menjadi Rp 502 miliar.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) membukukan kinerja yang apik sepanjang enam semester pertama 2021. Laba bersih SIDO meningkat 21,32% secara year on year (yoy). Tercatat, sepanjang enam bulan pertama tahun ini laba SIDO mencapai Rp 502 miliar. 

Manajemen SIDO mengungkapkan, kenaikan laba tidak terlepas dari penjualan yang terkerek 13,36% yoy menjadi Rp 1,65 triliun. Adapun naiknya penjualan di kuartal kedua disebabkan permintaan produk Tolak Angin yang tinggi selama Ramadan. 

Di sisi lain, terjadinya lonjakan kasus Covid-19 gelombang kedua di Indonesia mendorong adanya kenaikan permintaan akan produk-produk kesehatan seperti vitamin dan suplemen penambah daya tahan tubuh. Sehingga, memberikan katalis positif bagi kinerja penjualan perusahaan.

"Produk-produk SIDO terkait peningkat daya tahan tubuh seperti Tolak Angin, produk minuman jahe, Vitamin C, Vitamin D, JSH, serta Sambiloto, menjadi pendorong utama pertumbuhan kinerja penjualan,” ungkap Direktur Keuangan SIDO Leonard dalam keterangannya, Selasa (27/7). 

Baca Juga: Laba Sido Muncul (SIDO) melesat 21,32% pada semester I 2021

Asal tahu saja, mengutip laporan keuangan SIDO, penjualan segmen jamu herbal dan suplemen masih mendominasi hingga Rp 1,06 triliun di semester I 2021. Capaian ini meningkat 14,98% yoy. 

Sementara itu, penjualan segmen makanan dan farmasi juga bertumbuh 12,17% yoy menjadi Rp 526,24 miliar. Adapun segmen farmasi tercatat paling mini yakni Rp 67,10 miliar atau melorot tipis 0,38% yoy. 

Baca Juga: Begini langkah Sido Muncul (SIDO) atasi hambatan distribusi selama PPKM Darurat

Selain kinerja penjualan yang apik, bottom line SIDO juga terbantu langkah perusahaan dalam menjaga efisiensi utilisasi pembiayaan. Sehingga, rasio biaya operasional terhadap penjualan konsolidasian tetap terjaga di level 19% -20%. 

"Kenaikan pada penjualan bersih ditambah manajemen biaya yang solid mendorong pertumbuhan laba bersih setelah pajak sebesar 21% atau menjadi Rp 502 miliar pada semester pertama tahun ini dibandingkan tahun lalu sebesar Rp 413,79 miliar," tutup Leonard. 

Baca Juga: Untuk Pertama Kalinya, Penjualan Jamu dan Suplemen Sido Muncul Tembus Rp 1 Triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×