Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) terangkat segmen pendapatan berulang (recurring income), di saat penjualan properti stagnan. Pendapatan berulang masih akan menjadi segmen penopang di paruh kedua tahun ini.
Analis Henan Putihrai Sekuritas Jono Syafei mengatakan, pendapatan SMRA selama kuartal pertama 2023 stabil di Rp 1,5 triliun atau tumbuh 2,0% year on year (YoY). Capaian positif ini didukung oleh pendapatan berulang yang lebih tinggi dari mal, sementara pendapatan real estat terpantau lebih rendah.
Sementara, laba bersih berhasil tumbuh 55,2% YoY menjadi Rp 272 miliar karena biaya keuangan yang lebih rendah & kepentingan non-pengendali.
Jono mengungkapkan, segmen pendapatan berulang SMRA menunjukkan perbaikan terutama didorong oleh segmen pusat perbelanjaan yakni menjadi Rp 588 miliar yang melonjak 30,2% YoY, tetapi masih lebih rendah 8.0% QoQ. Sedangkan, pendapatan dari segmen real estat relatif stabil sekitar Rp 911 miliar, lebih rendah 10,5% YoY, namun mampu bertumbuh 4,9% QoQ.
SMRA membukukan pendapatan pra penjualan alias marketing sales sebesar Rp 655 miliar pada kuartal I-2023 yang lebih rendah 54,4% YoY. Capaian penjualan ini mencerminkan run-rate marketing sales SMRA baru tercapai 13,1% dari target Rp 5 triliun di tahun 2023.
Baca Juga: Summarecon Agung (SMRA) Raup Pendapatan Rp 1,5 Triliun pada Kuartal I-2023
Menurut Jono, lesunya penjualan SMRA karena tidak ada produk besar baru yang diluncurkan selama kuartal I-2023. Ditambah, beberapa faktor makro seperti suku bunga yang lebih tinggi dan tidak ada lagi insentif pajak pemerintah, sehingga melemahkan daya beli properti.
Patut dicermati rencana SMRA memperluas ekpansi di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara bakal menjadi katalis positif. Selain mengembangkan 8 kota mandirinya di seluruh negeri, SMRA berencana memperluas bisnisnya ke ibu kota baru untuk membangun 6 tower rusun sebesar Rp 1,7 triliun.
Jono memproyeksikan pendapatan berulang yang lebih tinggi terutama dari mal, termasuk dari 2 mal baru yang akan beroperasi pada semester kedua tahun ini. SMRA menggarap dua proyek mall yakni Summarecon Mall Bandung dan Summarecon Villaggio Jakarta Luxury Outlet (SVJLO) di Summarecon Emerald Karawang, Jawa Barat yang rencananya akan dibuka pada kuartal IV-2023.
Segmen pendapatan berulang tersebut didukung tingkat kunjungan yang lebih ramai pasca pembatasan di masa pandemi dan prospek perekonomian yang lebih baik. Sementara, adanya musim serah terima produk real estat menjadi kabar baik bagi penjualan properti.
“Segmen pendapatan berulang SMRA yang kuat bisa menopang penjualan properti yang cenderung stagnan,” kata Jono kepada Kontan.co.id, Kamis (13/7).
Analis Ciptadana Sekuritas Yasmin Soulisa menyoroti, porsi antara penjualan properti dan pendapatan berulang telah bergeser ke 61%/39% di kuartal I-2023, dari sebelumnya 69%/31% si kuartal I-2022. Kontribusi dari pendapatan berulang meningkat karena segmen properti investasi tumbuh 27,1% YoY menjadi Rp 395 miliar, rekreasi & perhotelan naik 89,4% YoY menjadi Rp 102 miliar dan pendapatan berulang lainnya meningkat 4,6% YoY menjadi Rp 91 miliar.
Sebaliknya, pendapatan pra penjualan properti turun 10,5% YoY menjadi Rp 911 miliar seiring lebih sedikit serah terima unit properti di bulan pertama 2023. Selain itu, marketing sales SMRA yang lambat karena pembayaran dengan hipotek menjadi kurang menarik akibat kekhawatiran perubahan tarif.
Selama kuartal I-2023, pembayaran melalui kredit pemilikan rumah (KPR) terhitung 41% dari total pembelian, diikuti dengan pembayaran melalui cicilan 36% dan tunai 23%. Tahun lalu, porsi masing-masing penjualan sekitar 48%, 36% dan 16%.
Yasmin mengungkapkan, secara kumulatif dalam lima bulan tahun 2023, marketing sales SMRA masih lebih rendah 35,2% YoY yakni sebesar Rp 1,34 triliun. Capaian tersebut hanya menyumbang 27% dari target tahun ini sebesar Rp 5 triliun, meskipun perusahaan telah meluncurkan beberapa proyek baru di bulan April 2023.
Baca Juga: Summarecon Agung (SMRA) Akan Menggarap Dua Proyek Mall pada Tahun Ini
“Dilihat dari penjualan pemasaran yang dicapai hingga Mei 2023, kami kurang optimis bahwa SMRA akan memenuhi target marketing sales di tahun ini,” ujar Yasmin kepada Kontan.co.id, Kamis (13/7).
Yasmin berharap, penjualan perumahan dan segmen sewa bakal menambah kecepatan di kuartal-kuartal selanjutnya, sementara ruang komersial dan kawasan industri membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih.
Hal itu seiring perekonomian Indonesia terus menunjukkan ketahanan dan pemulihan yang cepat menyusul langkah pemerintah yang telah mencabut pembatasan Covid-19 dan bisnis bisa kembali beroperasi normal. Restoran dan fasilitas hiburan kembali mendominasi ritel kegiatan sejak awal tahun ini.
Yasmin mempertahankan rekomendasi Beli untuk SMRA dengan target harga sebesar Rp 990 per saham. Sedangkan, Jono menyarankan Beli untuk SMRA pada target harga sebesar Rp 745 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News