Reporter: Nova Betriani Sinambela | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) diproyeksikan masih akan tumbuh positif berkat program makan bergizi dari presiden terpilih, Prabowo Subianto.
Marvin Lievincent, Analis Phillip Capital memperkirakan program presiden terpilih untuk menjadikan Indonesia sebagai negara lumbung pangan akan memberi angin segar bagi emiten di sektor poultry. Program tersebut dapat memberi manfaat bagi peternak dan petani dengan menstabilkan harga jagung dan memastikan pasokan jagung nasional yang stabil.
"Hal ini akan mengurangi kebutuhan impor jagung dan SBM. Saat ini, jagung dibeli secara lokal, tetapi SBM harus diimpor dari AS dan Argentina," tulis Marvin dalam riset (19/8).
Lanjut Marvin, selama ini pemerintah terus mengimpor jagung dari AS untuk memenuhi kebutuhan nasional. Akibatnya, fluktuasi harga jagung dan harga SBM berdampak signifikan terhadap profitabilitas perusahaan.
Jika ditelisik lebih jauh, per Mei 2024, harga DOC dan ayam hidup mengalami tren kenaikan. Kenaikan ini dapat dikaitkan dengan pemusnahan sukarela, yang menyebabkan kenaikan harga DOC dan ayam hidup.
Baca Juga: Cermati Rekomendasi Saham Emiten Poultry dari Analis Berikut
Dengan adanya katalis positif ini, Marvin melihat prospek jangka panjang dengan perkiraan pertumbuhan pendapatan sebesar 8% pada akhir tahun 2024, dan 12% di akhir 2025 akibat permintaan yang kuat untuk protein hewani.
Tidak hanya itu, Marvin juga memproyeksi laba bersih di akhir tahun 2024 akan mencapai Rp 5,81 triliun dan pada 2025 menembus Rp 6,12 triliun.
Pada semester I 2024 pendapatan CPIN meningkat hingga 6,70% menjadi Rp 32,96 triliun. Sedangkan laba bersih ikut naik menjadi Rp17,68 triliun dengan margin laba bersih (NPM) sebesar 5,4%.
Di sisi lain Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo mengatakan perlu dilakukan tinjauan yang lebih mendalam terkait program "makan bergizi" dapat diimplementasikan secara efektif di lapangan atau tidak.
"Tetapi kebijakan tersebut bisa berdampak baik bagi CPIN jika harga jagung dapat stabil, hal ini bisa menjaga cost dari CPIN," kata Azis kepada KONTAN, Rabu (4/9).
Aziz juga memproyeksi kinerja semester II-2024 akan cenderung stabil, mengingat harga ayam yang sudah mulai turun dan daya beli yang sudah normal dikarenakan momentum hari keagamaan yang sedikit.
Sementara itu, Analis Ciptadana Sekuritas, Muhammad Gibran menyebut kenaikan harga ayam akan mendorong kinerja CPIN. Berdasarkan risetnya, menurutnya data perunggasan terkini menunjukkan bahwa sektor peternakan komersial berpotensi memperoleh keuntungan dari harga acuan baru yang ditetapkan sebesar Rp21.000-23.000/kg.
Ia juga memperkirakan harga ayam pedaging akan stabil pada kisaran Rp20.000-22.000/unit pada semester kedua 2024. Kemudian harga DOC diperkirakan akan berkisar sekitar Rp6.500/ekor pada semester kedua 2024.
Di sisi lain, harga jagung diproyeksi akan stabil di kisaran Rp4.000-5.000/kg pada semester-2024. Ini akan menjadi katalis tambahan untuk memdorong kinerja positif CPIN.
Baca Juga: Harga Unggas Melesat, Kinerja Emiten Masih Menggeliat
"Sementara itu, melemahnya harga komoditas utama dan intervensi pemerintah yang berkelanjutan dalam manajemen pasokan ayam merupakan faktor-faktor yang dapat mendukung profitabilitas CPIN," tulisnya dalam riset (6/8).
Dengan sentimen ini, Gibran memperoyeksi pada akhir tahun 2024 pendapatan CPIN bisa mencapai Rp 65,229 miliar dan laba bersih sebesar Rp 3,2 miliar.
Berdasarkan analisa ini Gibran mempertahankan rekomendasi hold dengan target harga Rp 5.400 per saham.
Sedangkan Marvin mempertahankan peringkat buy dan dengan yakin menaikkan target harga menjadi Rp 6.600 per saham.
Aziz merekomendasikan buy on weakness dengan target Rp 4.960 - Rp 5.150 per saham. Aziz juga mengingatkan agar berhati-hati jika CPIN bergerak turun dan breakdown support di level Rp 4.760 - 4.780.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News