Reporter: Nadya Zahira | Editor: Noverius Laoli
Sementara itu, Equity Research Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Rizkia Darmawan juga mengatakan bahwa kinerja ANTM di tahun ini masih positif karena didukung oleh penjualan logas mulia yang cukup tinggi. Selain itu, harga emas Antam juga terus naik karena mengikuti harga emas dunia yang masih stabil di atas US$ 2.300 per ons troi.
“Seperti yang kita ketahui, ketidakpastin global membuat investor lebih cenderung memilih emas sebagai aset safe heaven.Yang artinya juga ada tendensi untuk membeli logam mulia termasuk salah satunya emas Antam,” kata Rizkia kepada Kontan.co.id, Kamis (13/6).
Sedangkan untuk kinerja bisnis nikel Antam di tahun ini, Rizkia mengatakan, masih konservatif dan berhati hati karena kinerjanya bergantung terhadap keputusan rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB) yang akan diputuskan oleh pemerintah.
Baca Juga: Harga Emas Antam Naik Rp 3.000 Menjadi Rp 1.341.000 Per Gram Pada Hari Ini (13/6)
“Kemudian, kami juga melihat adanya fluktuasi harga nikel. Karena harga nikel sempat turun balik ke level US$ 20.000, dan saat ini membuka level 17.000. Jadi kita masih pantau dari segmen harga nikel nya,” imbuhnya.
Namun, Rizkia memprediksi, khusu untik di kuartal kedua 2024 ini, kinerja bisnis nikel milik ANTM masih berpotensi untuk tumbuh positif, karena adanya perbaikan atau pertumbuhan kinerja dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
Selain itu, menurutnya, penurunan harga saham yang terjadi sebulan terakhir ini, karena dipengaruhi oleh harga nikel yang berfluktuasi dan terus turun dalam sepekan. Kemudian, adanya isu negatif terkait peredaraan emas palsu yang dijual oleh Antam. Namun, hal ini tidak benar dan sudah diklarifikasi oleh pihak Antam.
Baca Juga: Harga Emas Antam Naik ke Rp 1.338.000, Simak Prospek ke Depannya
Rizkia pun merekomendasikan Buy untuk ANTM dengan target harga Rp 1.500 - Rp 2.000 per saham. Sedangkan Miftahul merekomendasikan Trading Buy dengan target harga Rp 1.320 per saham.
Sementara Timothy juga merekomendasikan Buy untuk ANTM dengan target harga sebesar Rp 2.000 per saham. Target harga tersebut mencerminkan PE 2024 sebesar 16,6 kali, setara forward PE standard deviation band -0,5 kali. Adapun risiko utamanya jika harga nikel turun, tingkat utilitas yang lebih rendah, dan penundaan pelaksanaan proyek.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News