kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ditopang kenaikan harga, emiten tambang emas optimistis cetak kinerja ciamik di 2019


Minggu, 03 Maret 2019 / 18:13 WIB
Ditopang kenaikan harga, emiten tambang emas optimistis cetak kinerja ciamik di 2019


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa perusahaan yang bergerak dalam bisnis penambangan emas memasang target produksi konservatif pada tahun ini. Meski begitu, mereka percaya kinerja keuangan mereka bakal terdongkrak dengan kondisi harga emas saat ini.

Salah satu emiten yang tak mengubah target produksi emas adalah PT Aneka Tambang Tbk. Direktur Utama Aneka Tambang Arie Prabowo Ariotedjo mengungkapkan pada 2019 Antam menargetkan produksi emas sebanyak 2 ton. Angka ini sama dengan target pada tahun lalu.

"Sedangkan untuk penjualannya ditargetkan sekitar 32 ton emas," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Senin (25/2).

Target penjualan emas emiten berkode saham ANTM ini naik sekitar 23% ketimbang penjualan pada tahun lalu sebesar 26 ton.

Sebelumnya, Arie menyampaikan peningkatan volume penjualan emas ini ditopang oleh peluang pasar domestik produk logam mulia yang masih terbuka.

Sebagai informasi, produksi Antam berasal dari tambang emas di Pongkor, Bogor dan Cibaliung, Banten. Sedangkan penjualan emas Antam ditopang oleh aktivitas trading di unit bisnis pengolahan dan pemurnian logam mulia yang berada di Pulogadung.

Sehingga selain dari produksi sendiri, Antam juga mendapatkan supply dore bullion ditambah hasil buyback dari masyarakat sebagai bahan baku produksi emas yang kemudian diolah kembali menjadi produk logam mulia dengan berbagai variannya. Pabrik ini memiliki total kapasitas sebesar 75 ton emas per tahun.

Selain ANTM, PT J Resources Asia Pasifik Tbk juga tak membidik produksi muluk-muluk. Emiten berkode saham PSAB ini menargetkan produksi emas sebesar 168.000 oz, turun dari realisasi pada tahun lalu sejumlah 174.042 oz dengan penjualan emas sebesar 175.658 oz.

Meski produksi menurun, Direktur J Resources Asia Pasifik Edi Permadi optimistis pendapatan maupun laba bersih emiten berkode saham PSAB ini akan bertumbuh pada 2019 seiring dengan naiknya harga emas.

Dengan asumsi harga emas yang mendekati US$ 1.400 per oz, Edi percaya bakal mendulang pendapatan lebih banyak dengan pertumbuhan bottom line mencapai 10%.

“Pada tahun lalu pendapatan kita naik 1,5% dari 2017, dengan harga sekarang, pada tahun ini kita lebih optimistis sebenarnya,” ungkapnya, Selasa (26/2).

Nah selama 2018, mereka berhasil mengantongi pendapatan sebesar US$ 222,6 juta, nilai ini naik 1,5% dari perolehan 2017 sebesar US$ 219,40 juta.

Sementara itu, PT United Tractors Tbk pada tahun ini juga mulai berkecimpung dalam bisnis penambangan emas. "Penjualan emas tahun ini diperkirakan 350.000 oz-360.000 oz," ujar Sekretaris UNTR, Sara K. Loebis, Jumat (1/3).

Sementara itu, dari total belanja modal yang dialokasikan UNTR yaitu US$ 800 juta untuk 2019, mereka menganggarkan US$ 50 juta untuk operasional tambang emas ini.

Pada tahun ini mereka juga melakukan eksplorasi lanjutan guna menemukan tambahan cadangan emas pada wilayah yang belum dilakukan eksplorasi. Berdasarkan data per Desember 2017, tambang emas Martabe memiliki cadangan 4,7 juta ons troi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×