kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.159   41,00   0,25%
  • IDX 7.071   87,46   1,25%
  • KOMPAS100 1.057   17,05   1,64%
  • LQ45 831   14,47   1,77%
  • ISSI 214   1,62   0,76%
  • IDX30 424   7,96   1,91%
  • IDXHIDIV20 511   8,82   1,76%
  • IDX80 121   1,93   1,63%
  • IDXV30 125   0,91   0,73%
  • IDXQ30 141   2,27   1,63%

Ditopang Kelas Menengah Atas, Begini Rekomendasi Saham Mitra Adiperkasa (MAPI)


Senin, 30 September 2024 / 16:06 WIB
Ditopang Kelas Menengah Atas, Begini Rekomendasi Saham Mitra Adiperkasa (MAPI)
ILUSTRASI. Kinerja MAPI masih ditopang daya beli masyarakat menengah atas. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) dinilai positif di tengah berlanjutnya sentimen boikot sejumlah merek food & beverages (F&B) perseroan. Daya beli yang tangguh dari kelas menengah atas hingga meningkatnya gaya hidup yang aktif menjadi pendorongnya.

Equity Analyst OCBC Sekuritas, William Siregar menilai, kelas menengah ke atas akan terus mempertahankan pola belanja yang kuat, didukung oleh daya beli yang kuat.

"Kelincahan perusahaan dalam menanggapi tren dan permintaan konsumen memungkinkannya untuk secara efektif menargetkan kelas menengah ke atas dengan merek dan produk yang sangat dicari," tulisnya dalam riset Selasa (24/9).

Dari tahun 2014-2023, MAPI memperluas area ritelnya dengan Compounded Annual Growth Rate (CAGR) 5,5%, ditambah dengan CAGR 6,4% dalam produktivitas pendapatan. Sehingga mendorong pertumbuhan pendapatan secara keseluruhan yang kuat sebesar CAGR 12,2%.

Kinerja itu secara konsisten melampaui pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) dan inflasi, menyoroti ketahanan segmen kelas menengah ke atas yang berhasil dimanfaatkan oleh MAPI.

"Oleh karena itu, kami percaya bahwa MAPI akan mendapatkan keuntungan dari membaiknya prospek ekonomi dan konsumen Indonesia," paparnya.

Baca Juga: IHSG Anjlok ke 7.686,3 di Pagi Ini (23/9), AMMN, MAPI, INTP Jadi Top Losers LQ45

William menyebutkan, per Juni 2024, MAPI mengoperasikan lebih dari 3.200 toko ritel dengan lebih dari 150 merek di 80 kota, termasuk beberapa di pasar Asia. MAPI juga memiliki jejak digital yang terus berkembang, dengan lebih dari 50 toko daring dan hadir di tujuh pasar pihak ketiga.

Jakarta menjadi pasar utama, dengan kontribusi 54% terhadap penjualan MAPI di semester I 2024. "Namun, ekspansi ke luar negeri telah meningkatkan kontribusi penjualan internasional menjadi 15,8% di semester I, naik dari 9,7% di semester I 2024," sebutnya.

Berdasarkan segmen, MAPI mencatatkan 82,4% penjualan dari penjualan ritel, 9% dari F&B, sebesar 7,7% dari department store, dan 0,8% dari lain-lain.

Prospek MAPI juga akan didorong semakin banyak masyarakat Indonesia yang mengadopsi gaya hidup aktif untuk meningkatkan kesehatan. Olahraga lari, yang dikenal dengan aksesibilitas dan efektivitas biayanya, telah melonjak popularitasnya, tidak hanya karena manfaat kebugarannya, tetapi juga karena aspek sosial dan kompetisinya.

"Munculnya berbagai situs web yang didedikasikan untuk menyelenggarakan acara lari semakin menegaskan komitmen masyarakat Indonesia terhadap gaya hidup yang aktif dan terlibat secara sosial," terangnya.

 

Dengan mengambil pendekatan bottom-up terhadap tren ini, ia meyakini MAPI memiliki peluang pertumbuhan yang signifikan, terutama melalui segmen pakaian olahraga yang digerakkan oleh MAP Active.

Di sisi lain, William mencermati terdapat sejumlah risiko yang membayangi prospek MAPI. Pertama, pelemahan sentimen konsumen yang berkepanjangan yang disebabkan oleh lemahnya pendapatan diskresioner, apabila lebih lama dari yang diperkirakan.

"Meskipun MAPI menargetkan konsumen berpenghasilan menengah ke atas, yang cenderung lebih tangguh selama periode ketidakpastian ekonomi, memburuknya sentimen konsumen yang lebih lama dapat menimbulkan tantangan bagi kinerja operasional perusahaan kedepannya," katanya.

Kedua, penurunan yang sedang berlangsung di segmen department store. Ia mengamati adanya pergeseran bertahap dalam preferensi konsumen dalam hal belanja diskresioner, yang beralih dari department store ke segmen ritel yang lebih terspesialisasi. Selain itu, meningkatnya persaingan dari pemain regional muncul sebagai potensi penghambat, yang dapat menimbulkan tantangan bagi strategi ekspansi MAPI di masa mendatang.

Terakhir, konflik berkepanjangan di Timur Tengah menimbulkan risiko yang semakin besar bagi MAPI, terutama karena meningkatnya gerakan boikot yang dapat merusak citra perusahaan, terutama di segmen F&B.

Walau terdapat sejumlah risiko itu, MAPI secara strategis telah mengalihkan fokus ekspansinya ke specialty stores selama lima tahun terakhir. Ini sejalan dengan preferensi belanja konsumen yang terus berkembang.

Baca Juga: Cek Rekomendasi Teknikal Saham MAPA, TINS, dan ISAT pada Jumat (6/9)

Sebagai respon terhadap tren ritel global, MAPI telah merampingkan segmen department store. Perseroan berkonsentrasi pada lokasi-lokasi utama seperti Sogo (Plaza Senayan Mall Jakarta, Lippo Mall Puri Jakarta), Seibu (Grand Indonesia Mall Jakarta), dan Galeries Lafayette (Pacific Place Mall Jakarta).

Dus, OCBC Sekuritas memperkirakan MAPI dapat mempertahankan harga yang lebih tinggi dengan mendorong trafik melalui produk yang menarik, serta meningkatkan publisitas dengan mitra-mitra merek yang relevan.

"Oleh karena itu, kami memiliki keyakinan bahwa MAPI, khususnya divisi specialty store, akan terus mencapai pertumbuhan pendapatan dua digit, dan kemungkinan besar dapat mengimbangi lambatnya pertumbuhan divisi department store dan ketidakpastian di segmen F&B," terangnya.

Untuk tahun ini, OCBC Sekuritas memperkirakan pendapatan MAPI mencapai Rp 37,7 triliun atau tumbuh 13,3% secara tahunan (Year on Year/YoY). Pendapatan MAPI akan didorong kuatnya kinerja PT Map Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA) dan specialty stores.

Sementara laba bersih diperkirakan turun menjadi Rp 1,87 triliun pada tahun 2024, dengan margin bersih yang diperkirakan juga akan menurun menjadi 4,9% dari 5,6% pada tahun 2023. Kompresi marjin yang diantisipasi ini, bersama dengan pembengkakan biaya akan menjadi faktor penting yang berkontribusi terhadap penurunan ini.

"Meskipun kami berharap manajemen dapat secara bertahap menormalkan biaya operasional sehubungan dengan penjualan, penyesuaian ini tidak akan sepenuhnya mengurangi tekanan pada profitabilitas dalam jangka pendek," sebutnya.

Dari berbagai hal itu, OCBC Sekuritas memberikan rating buy MAPI dengan target harga Rp 2.150.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×