CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Ditopang bisnis digital, saham bank besar dinilai masih prospektif


Selasa, 17 Agustus 2021 / 14:47 WIB
Ditopang bisnis digital, saham bank besar dinilai masih prospektif
ILUSTRASI. Fundamental, tren pergerakan saham bank-bank besar masih akan mengalami kenaikan hingga akhir tahun ini. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/21/12/2018


Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Dikky Setiawan

KONTAN.CO.ID JAKARTA. Euforia perdagangan saham emiten perbankan di Bursa Efek Indonesia, diproyeksikan masih akan terus bergairah sampai akhir tahun.

Sejumlah analis saham masih menjagokan saham-saham bank BUKU IV, alias beraset jumbo, sebagai saham yang menarik untuk dikoleksi. Sebab, sejumlah emiten bank Himbara seperti BBRI, BBNI, BMRI, sudah lebih dulu memberikan layanan digital banking, serta harga sahamnya masih undervalue, alias murah.

Wawan Hendrayana, Head of Investment Research Infovesta Utama menilai, jika dilihat dari faktor fundamental, tren pergerakan saham bank-bank besar masih akan mengalami kenaikan hingga akhir tahun ini.

"Terutama untuk saham bank yang masuk big four seperti Bank Mandiri, BRI, BNI dan BCA masih akan prospektif ke depannya," kata Wawan, Senin (16/8).

Baca Juga: Terkoreksi wajar, saham-saham perbankan ini masih punya potensi menguat

Wawan menjelaskan, secara valuasi, saham BMRI, BBRI, BBNI dan BBCA masih menarik. Pasalnya, kinerja bank big four tersebut masih bisa tumbuh. Hal ini sejalan dengan terus bergulirnya program vaksinasi covid-19 yang dilakukan pemerintah. Dengan adanya vaksinasi, maka kegiatan usaha masyarakat akan bergerak kembali.

Ketika aktivitas ekonomi berjalan, kata Wawan, maka yang pertamakali dibutuhkan dunia usaha adalah pendanaan, terutama dari bank. Selain itu, fasilitas transaksi perbankan juga akan meningkat.

"Untuk saat ini, yang menguasai pendanaan dan transaksi perbankan adalah bank-bank besar yang ada di kategori BUKU IV," imbuh Wawan.

Itu sebabnya, sambung Wawan, ini kesempatan bagi investor untuk mengoleksi saham bank-bank besar. Karena, menurutnya, jika bercermin pada berakhirnya masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang pernah diterapkan pemerintah daerah, pergerakan harga saham bank-bank besar mengalami tren kenaikan.

Baca Juga: Meski terkoreksi, saham-saham bank cilik ini masih layak untuk dilirik

Menurut Wawan, salah satu saham emiten bank besar yang memiliki prospek bagus ke depannya adalah saham Bank Mandiri. Saham bank dengan kode bursa BMRI ini ini dinilai masih sangat prospektif untuk memberikan return optimal bagi investor saham. Sebab, Bank Mandiri terbukti cepat pulih dari dampak pandemi covid-19 dan mampu membukukan kinerja yang positif. 

Faktanya, pada paruh pertama tahun ini, bank pelat merah berlogo pita emas ini berhasil membukukan laba bersih naik 21,45% menjadi Rp 12,5 triliun secara year on year (YoY) di kuartal II-2021. Inisiatif ekspansi digital menjadi salah satu kontributor penyumbang kinerja positif tersebut. 

Hal itu tercermin dari pertumbuhan transaksi digital Bank Mandiri yang turut menopang kenaikan perolehan margin bisnis ke depan.

Berdasarkan data kinerja semester I-2021, penggunaan aplikasi Livin’ by mandiri meningkat pesat mencapai 7,8 juta nasabah dengan nilai transaksi finansial sebesar Rp 728,9 triliun, tumbuh 59% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Inovasi digital

Darmawan Junaidi, Direktur Utama Bank Mandiri mengatakan, perseroan akan fokus memacu inovasi digital untuk meningkatkan akses nasabah kepada layanan dan produk perbankan.

Dalam waktu dekat, Livin’ by mandiri akan ditingkatkan lagi fiturnya untuk menjadi super app, yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan transaksi finansial nasabah ritel terutama dari Mandiri Group.

“Untuk nasabah wholesale, kami tengah mengembangkan platform digital, sehingga seluruh transaksi nasabah wholesale akan terintegrasi ke dalam satu platform yang rencananya akan diluncurkan pada kuartal IV tahun ini. Semua itu menjadikan mandiri sebagai bank beyond digital banking," kata Darmawan dalam paparan publik, belum lama ini.

Selain BMRI, saham bank BUMN lainnya yang layak dilirik investor adalah BBRI. Sama seperti Bank Mandiri, kinerja Bank BRI hingga semester pertama tahun ini juga membiru.\

Baca Juga: PPKM Level 4 resmi diperpanjang, begini dampaknya ke IHSG

Pada semester I-2021, bank wong cilik ini mengantongi laba bersih Rp 12,54 triliun, atau melesat 22,93% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 10,2 triliun. 

Tak mau kalah, Bank BNI juga berhasil membukukan laba Rp 5,03 triliun secara konsolidasian pada semester I-2021. Begitu pula dengan BCA. Bank swasta terbesar di Tanah Air ini mencetak laba bersih senilai Rp 14,45 triliun pada semester I 2021 atau naik 18% secara tahunan atau YoY dari Rp 12,24 triliun pada periode serupa di tahun 2020. 

Bercermin dari ciamiknya kinerja tersebut, Wawan meromendasikan buy untuk keempat saham bank big four tersebut. Wawan merekomendasikan beli saham BMRI dengan target harga Rp 6.700, BBRI kembali ke level Rp 4.500-an, BBNI Rp 6.000-an dan BBCA Rp 35.000 hingga akhir tahun 2021. 

Baca Juga: Begini pandangan analis Samuel Sekuritas terhadap bank konvensional

Senada dengan Wawan, analis BRI Danareksa Sekuritas Eka Savitri juga merekomendasikan buy untuk saham BMRI. Dalam risetnya, BRI Danareksa memberikan pandangan positif terhadap rencana Bank Mandiri meluncurkan super app. Kehadiran aplikasi super itu berpotensi mendukung pertumbuhan CASA ritel dan pendapatan di luar bunga.

Adapun kualitas aset Bank Mandiri diproyeksikan makin membaik dengan NPL diprediksi turun dari 3,09% pada 2020 menjadi 3,01% pada akhir 2021.

Pertumbuhan kredit diproyeksikan tumbuh 2,89% (yoy), yang akan didorong oleh distribusi KUR. BRI Danareksa Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli saham BMRI dengan target harga Rp 8.000.

Selanjutnya: Pandemi masih menggerus kontribusi anak usaha industri perbankan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×