Reporter: Dimas Andi | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Surat Utang Negara (SUN) berpotensi kembali mengalami kenaikan pada perdagangan Senin (3/12), ditopang berbagai katalis, baik dari internal maupun eksternal.
Dari dalam negeri, para pelaku pasar menanti data inflasi bulan November yang dirilis hari ini. Konsensus analis memperkirakan bahwa bulan November terjadi inflasi bulanan sebesar 0,19% (mom) sedangkan inflasi tahunan sebesar 3,19% (yoy).
“Inflasi yang terkendali akan menjadi katalis positif bagi pasar surat utang,” kata Analis Fixed Income MNC Sekuritas, I Made Adi Saputra, dalam riset hari ini.
Sementara dari luar negeri, meredanya keteganagn perang dagang antara AS dan China dapat menjadi katalis positif bagi pasar keuangan global dan berdampak pula pada pasar keuangan Indonesia.
Selain itu, penurunan imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun di bawah level 3% akan menjadi angin segar bagi pasar Surat Berharga Negara (SBN), terutama pada SUN berdenominasi dollar AS.
Sebelumnya, harga SUN pada perdagangan Jumat (30/11) lalu kembali mengalami tren kenaikan yang didorong oleh penguatan rupiah terhadap dollar AS. Selain itu, kenaikan harga SUN juga didukung oleh aktivitas pelaku pasar yang berupaya untuk menjaga kinerja portofolionya pada hari perdagangan terakhir di bulan November.
Harga SUN bertenor pendek naik kurang dari 5 bps sehingga imbal hasilnya juga mengalami penurunan yang terbatas atau kurang dari 5 bps. Harga SUN tenor menengah terlihat mengalami kenaikan antara 7—15 bps sehingga mendorong terjadinya penurunan imbal hasil hingga 3 bps. Kenaikan harga yang cukup besar dialami oleh SUN tenor panjang yaitu sebesar 85 bps, sehingga imbal hasilnya turun hingga 11 bps.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News