Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi
Sementara itu, Direktur Utama KBI Fajar Wibhiyadi mengungkapkan, sentimen persebaran virus Korona akan memberikan pengaruh beragam pada berbagai pihak. Namun, untuk kinerja perdagangan berjangka komoditi, justru tidak akan mengganggu terlalu jauh. Hal ini didukung data perdagangan yang terlihat positif dan terus mengalami pertumbuhan.
"Dengan peran serta semua stakeholder, kami masih optimistis, pertumbuhan di perdagangan berjangka komoditi di tahun ini bisa lebih dari 15% dibandingkan 2019,” jelasnya.
Ditambah lagi, Fajar menekankan bahwa selain di transaksi perdagangan berjangka komoditi, sektor pasar fisik tahun ini diproyeksikan juga akan tumbuh.
"Masuknya komoditas timah batangan di pasar fisik, diperkirakan juga akan menggairahkan perdagangan di bursa komoditi,” tandas Fajar.
Baca Juga: Awal Februari, Kliring Berjangka Indonesia akan luncurkan resi gudang ikan
Sebagaimana diketahui, imbas dari Covid-19 tidak hanya ke masalah kesehatan. Sektor ekonomi dalam negeri pun harus bersiap-siap mengalami penurunan akibat dari virus tersebut. Bahkan, perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melorot hingga sempat di-suspend. Nilai mata uang rupiah juga tercatat melemah bahkan tembus di atas Rp 15.000 per dollar AS.
Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) diprediksi bakal merevisi turun target pertumbuhan ekonomi 2020, dari sebelumnya tumbuh di kisaran 5,0%-5,4% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Namun demikian, di tengah situasi ekonomi yang belum sepenuhnya baik, para pelaku sektor perdagangan berjangka komoditi justru masih memberikan optimismenya di 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News