kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45918,55   -16,97   -1.81%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Diselimuti Ketidakpastian, Kinerja Reksadana Global Tertekan


Selasa, 15 Maret 2022 / 17:48 WIB
Diselimuti Ketidakpastian, Kinerja Reksadana Global Tertekan
ILUSTRASI. Reksadana.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja reksadana global pada tahun ini berpotensi tertekan dan kalah jika dibandingkan dengan reksadana lokal. Pasalnya, ketidakpastian yang terjadi di pasar global saat ini turut menekan kinerja saham-saham global.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, secara kinerja, sejauh ini reksadana global justru sedang tertinggal jika dibandingkan dengan reksadana lokal. Ia menyebut, reksadana global secara year to date, kebanyakan berkinerja negatif. Sedangkan kinerja reksadana lokal cenderung tumbuh positif secara year to date.

“Hal ini tidak mengejutkan, karena jika dilihat secara makro, ekonomi Indonesia punya cerita yang lebih menarik jika dibandingkan dengan perekonomian global sejauh ini,” jelas Wawan kepada Kontan.co.id, Selasa (15/3).

Wawan bilang, perekonomian global saat ini sedang dilanda tekanan seiring konflik antara Rusia - Ukraina yang memicu berbagai negara melakukan sanksi ekonomi ke Rusia. 
Hal ini berdampak pada naiknya harga komoditas yang pada akhirnya memicu kenaikan inflasi di berbagai negara global. Tak pelak, saham-saham global berada dalam tekanan dan membuat reksadana global pun secara kinerja tak optimal. 

Di satu sisi, Indonesia justru tidak terlalu terdampak dari perang tersebut karena tidak punya kepentingan ekonomi layaknya Amerika Serikat maupun negara Eropa lainnya. Indonesia justru diuntungkan oleh kenaikan harga komoditas karena ekspor yang meningkat dan mengangkat surplus neraca perdagangan.

Baca Juga: Bahana TCW dan Bank DBS Rilis Reksadana Offshore Bereksposure Sektor Kesehatan

“Sebagai negara yang resilient, investor asing justru masuk ke pasar saham Indonesia. Inilah mengapa kinerja reksadana lokal sejauh ini bisa jauh lebih baik dibanding reksadana global,” imbuh Wawan.

Sementara untuk prospek ke depan, Wawan melihat semuanya akan tergantung dengan perkembangan konflik Rusia-Ukraina. Jika konflik terus berlanjut, bukan tidak mungkin sanksi ekonomi yang diberlakukan akan memberi tekanan ke pemulihan ekonomi global dan kenaikan harga komoditas akan semakin mendorong inflasi.

Hal tersebut pada akhirnya akan membuat kinerja saham global berada dalam tekanan yang artinya kinerja reksadana global juga akan berada dalam tekanan. Sementara reksadana lokal jelas akan diuntungkan dan bisa outperform. 

Namun, jika konflik mereda dan sanksi mulai diangkat, akan ada perbaikan kinerja reksadana global ke depan.

Di satu sisi, menurut Wawan tertekannya pasar global dan keluarnya investor asing bisa membuat valuasi saham global jadi murah. Pada akhirnya, akan tetap ada potensi yang bisa diambil walau risikonya masih akan tetap membayangi.

“Umumnya reksadana global ini kan ditujukan ke high networth individual di mana mereka butuh diversikasi portofolio dalam bentuk dolar AS. Investor ini, secara risiko juga jauh lebih terukur karena punya berbagai instrumen investasi, jadi reksadana global tetap menarik dan berpotensi terus tumbuh ke depannya dari sisi peminat,” tutup Wawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×