Reporter: Yuliana Hema | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) membuka suara terkait rencana Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menggabungkan Garuda Indonesia Group dengan Pelita Air.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, saat ini proses diskusi terkait langkah penjajakan aksi korporasi tersebut masih terus berlangsung intensif.
Dia bilang Garuda Indonesia Group tentunya akan mendukung dan memandang positif upaya wacana merger tersebut yang tentunya akan dilandasi dengan kajian outlook bisnis yang prudent.
Baca Juga: Merger Citilink dan Pelita Air, Begini Respon Garuda Indonesia (GIAA)
"Rencana pengembangan sendiri masih dalam tahap awal di mana kami tengah mengeksplorasi secara mendalam atas berbagai peluang sinergi bisnis," jelas Irfan, Selasa (22/8).
Menurutnya aksi korporasi ini dapat menjadi sinyal positif bagi upaya penguatan fundamental kinerja perusahaan khususnya pasca restrukturisasi.
Sebagai gambaran, GIAA membukukan pendapatan usaha sebesar US$ 1,39 miliar per Semester I-2023. Nilai itu tumbuh 58,85% secara tahunan dari US$ 878,69 juta di Semester I-2022.
Rugi bersih Garuda Indonesia juga berhasil menyusut sebesar 30,59% secara tahunan dari US$ 110,03 juta per Juni 2022 menjadi US$ 76,39 juta hingga akhir Juni 2023.
Baca Juga: Ini Bocoran Skema Merger Garuda Indonesia (GIAA), Citilink dan Pelita Air
Irfan memastikan jika ada tindak lanjut yang spesifik atas merger Garuda Indonesia Pelita Air, pihaknya akan terus menyampaikan info terbaru masyarakat.
"Mengenai proyeksi dari proses merger ini tentunya akan terus kami sampaikan secara berkelanjutan sekiranya terdapat tindak lanjut," tandasnya.
Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN I Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan nantinya Pelita Air akan masuk dalam bagian keluar besar Garuda Indonesia dengan bergabung PT Citilink Indonesia.
Baca Juga: Erick Thohir: Pelita Air, Citilink, Garuda (GIAA) Merger Untuk Menekan Biaya
"Pelita Air pindah ke Citilink, jadi semua di bawah Garuda. Tapi Citilink akan kami restrukturisasi karena ada utang dengan Pertamina," jelas pria yang akrab dipanggil Tiko saat ditemui belum lama ini.
Untuk detail pola pemindahan Pelita Air ke Citilink masih dalam tahap diskusi. Tiko bilang pihaknya sedang berdialog dengan Kementerian Perhubungan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News