Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa (6/2) turun cukup dalam yakni sebesar 1,69% ke level 6.478,543. Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai ada persepsi negatif yang berkembang pada pelaku pasar saat ini.
Direktur Utama BEI Tito Sulistio bilang, pasar menyimpan kekhawatiran atas potensi kenaikan inflasi di Amerika Serikat (AS). Rilis data tenaga kerja AS yang menunjukkan peningkatan, diiringi kenaikan upah buruh disebut sebagai pemicunya.
Dari dalam negeri, Tito belum melihat adanya sentimen negatif. Kondisi fundamental ekonomi Indonesia masih positif. Pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2017 sebesar 5,07%. Suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) pun terendah sepanjang masa di 4,25%.
“Ini adalah persepsi sesaat,” tutur Tito di Jakarta, Selasa (6/2).
Untuk menahan sentimen-sentimen yang dapat memperparah persepsi tersebut, Tito mengimbau emiten untuk segera merilis laporan keuangan tahun 2017. Sejauh ini, Tito mencatat sembilan emiten telah melaporkan kinerja perusahaan sepanjang tahun 2017.
Melihat capaian kinerja emiten per-September 2017 lalu, Tito optimistis secara keseluruhan rilis kinerja emiten bisa memberikan katalis positif untuk pasar saham. “Harga komoditas juga naik, harusnya secara teoritis laporan keuangan emiten akan bagus,” tambah Tito.
Sementara itu, BEI menurut Tito tetap memberlakukan aturan auto-rejection bagi rentang harga saham Rp 50-Rp 200 yang bisa naik dan turun hingga lebih dari 35% dalam sehari. Sementara itu, rentang harga saham Rp Rp 200-Rp 5.000 bisa naik dan turun hingga lebih dari 25% dalam sehari.
Selanjutnya, harga saham Rp di atas Rp 5.000 bisa naik dan turun lebih dari 20% dalam sehari. “Aturan itu masih hidup untuk tetap menjaga stabilitas pasar,” ujar Tito.
Selebihnya Tito bilang bursa tak bisa ikut campur banyak dalam dinamika pasar. Yang penting, BEI tetap menjalankan peran untuk menyiapkan infrastruktur yang kuat, menjalankan pengawasan, serta terus mengembangkan produk.
Koreksi IHSG di perdagangan hari ini juga seiring dengan sejumlah bursa saham global yang juga melemah. Kondisi ini justru menggiring Indonesia menempati posisi tiga teratas pertumbuhan bursa saham tertinggi secara global.
BEI mencatat, periode year to date Senin (5/2) (intraday), pertumbuhan IHSG hanya berada di bawah bursa Shanghai dan Hong Kong. IHSG menempati urutan tiga teratas pertumbuhan tertinggi mengungguli Thailand, Malaysia, Perancis, Filipina, Singapura, dan tujuh indeks negara lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News