kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,74   -6,61   -0.71%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Direktur Keuangan BEBS Pio Wehantouw Telaten Berinvestasi Properti hingga Bisnis F&B


Jumat, 20 Mei 2022 / 16:38 WIB
Direktur Keuangan BEBS Pio Wehantouw Telaten Berinvestasi Properti hingga Bisnis F&B
ILUSTRASI. Direktur Keuangan PT Berkah Beton Sadaya Tbk (BEBS) Pio Hizkia Wehantouw meyakini investasi bukan barang sekali jadi.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Keuangan PT Berkah Beton Sadaya Tbk (BEBS) Pio Hizkia Wehantouw meyakini investasi bukan barang sekali jadi. Sabar dan teliti menjadi kunci yang harus dimiliki oleh setiap investor. Direktur Keuangan PT Berkah Beton Sadaya Tbk (BEBS) itu juga menekankan pentingnya memupuk sikap adaptif di tengah perkembangan tren bisnis yang kian dinamis.

Pio mulai menekuni investasi saat meniti karier di awal tahun 2000-an. Bekerja di sektor perbankan, Pio awalnya lebih dominan menyisihkan pendapatannya ke deposito. Kemudian, dia menyelami reksadana dan saham sebagai instrumen investasi.

Setelah dua windu berkecimpung di sektor perbankan dan keuangan, Pio bergeser ke bidang properti. Sejak 2014, karier Pio moncer sebagai direktur di sejumlah pengembang properti. Mulai dari Gapura Prima Group, Trimitra Land, hingga Perintis Triniti Properti.

Baca Juga: Rawan Koreksi, Saham-Saham Ini Masih Akan Jadi Pemberat

Bermodalkan pengalaman dan pemahaman di sektor ini, Pio akhirnya menyelami investasi aset properti. Dia pun memiliki koleksi hunian berbentuk rumah tapak, apartemen, hingga ruko.

Dalam memburu properti, pria kelahiran Manado, 28 Oktober 1971 ini menyasar daerah yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi. Seperti di wilayah Bogor, Tangerang, dan Jakarta Barat.

"Saya cari di daerah yang lagi tumbuh. Kalau investasi ke daerah yang sudah terlalu mapan, harganya juga tinggi sekali," kata Pio kepada Kontan.co.id, beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Menyimak Relasi Antara Pemilik IPPE dan BEBS, Akankah Sahamnya Bernasib Serupa?

Kata dia, investasi properti tak selalu cuman memburu capital gain. Pendapatan berulang (recurring income) dari hasil sewa juga terbilang menjanjikan. Terlebih, Pio melihat bahwa pasar properti untuk segmen menengah masih terbuka lebar.

Hal lain yang mesti dicatat, properti tidak pasti menjadi aset yang likuid. Artinya, investasi properti pun bersifat jangka panjang. "Kata kuncinya kita harus tahu bahwa ini long term. Tapi ini safety, harga tanah juga naik terus," imbuh Pio.

Aset properti pun kini memiliki tempat yang paling dominan dalam kue portofolio Pio, dengan porsi 60%. Disusul oleh investasi saham dengan bagian 30%. Kemudian, di 10% lainnya Pio menaruh investasi pada usaha mikro kecil menengah (UMKM).

Baca Juga: Ketakutan Ekstrem Bikin Pasar Mata Uang Kripto Lanjut Anjlok

Adapun dalam hal memilih saham, Pio mengaku gemar menjadikan indeks Kompas100 sebagai rujukan. Selain punya pilihan saham yang lebih beragam, likuiditas dan fundamental emiten yang tergabung dalam indeks juga terbilang apik.

Di samping saham-saham bluechips, Pio suka mencermati saham di sektor properti dan consumer goods. Dia juga mengingatkan agar dalam berinvestasi saham, investor mesti melakukan manajemen risiko secara tepat. Jangan sampai terjerat oleh euforia sesaat.

"Saya pilih yang memang saya mengerti industrinya, juga lihat dari grup bisnisnya. Dengan mencermati indeks Kompas100 lebih bisa menganalisa tren dan arahnya akan kemana," sebut Pio.

Baca Juga: Kupon SBR011 Diproyeksikan Naik, Ini Tanggal Penawarannya

Merintis UMKM

Selain di aset properti dan saham, sekitar dua tahun belakangan ini Pio juga merintis bidang UMKM. Dia memandang food and beverage (F&B) masih menjadi segmen bisnis yang seksi untuk digeluti.

Bersama mitra, Pio membuka beberapa gerai F&B seperti bisnis kopi dan makanan sederhana yang cepat saji. Lokasi gerai dipilih mengincar pasar perkantoran dan perumahan. Di tengah masa pandemi covid-19, penjualan online via platform on demand juga cukup menjanjikan.

Bagi Pio, investasi di bidang UMKM tidak semata mengejar laba. Investasi di bisnis riil ini mendatangkan multiplier effect yang lebih terasa, mulai dari penciptaan lapangan kerja hingga menggerakkan rantai bisnisnya.

Pelajaran yang penting untuk dicatat, investor maupun pebisnis F&B harus bisa adaptif dan kreatif mengantisipasi perubahan tren yang sangat dinamis. Diversifikasi produk maupun menu baru mesti siap tersaji jika tidak ingin ditinggalkan pelanggan.

"Bisnis F&B masih menjanjikan, tapi dinamis sekali. Harus mencermati tren dan bisa cepat beradaptasi," pungkas Pio.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×