kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Direktur ASSA Jany Chandra menata ulang portofolio investasi di tengah pandemi


Jumat, 19 Juni 2020 / 17:10 WIB
Direktur ASSA Jany Chandra menata ulang portofolio investasi di tengah pandemi
ILUSTRASI. Direktur Operasional Adi Sarana Armada (ASSA) Jany Chandra mengurangi portofolio saham dan menambah instrumen fixed income.


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 tak hanya berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat saja, tapi juga memberikan tekanan cukup dalam untuk sektor perekonomian dunia, termasuk Indonesia. Lihat saja, dari awal tahun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah tersungkur hingga 21,55% ke level 4.942,28 hingga penutupan perdagangan Jumat (19/6).

Untungnya, Operation Director of PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA), Jany Chandra sudah lebih dulu mengambil langkah untuk mengamankan instrumen investasi yang berbentuk saham sejak awal Januari 2020.

Jany memutuskan untuk memindahkan instrumen saham ke jenis instrumen investasi yang lebih aman setelah melihat kemungkinan pandemi virus corona ini akan berlangsung dalam waktu yang cukup panjang.

"Belajar dari pengalaman, saya harus berani mengambil keputusan. Begitu mendengar berita penyebaran Covid-19 sangat cepat, masa inkubasi panjang, dan susah dikendalikan, saya melihat ada risiko tinggi dan langsung memindahkan ke instrumen yang lebih aman," kata Jany kepada Kontan.co.id pekan lalu.

Baca Juga: Jadi indeks dengan penurunan paling mini, begini prospek saham IDX Growth30

Asal tahu saja, sebelum ada pandemi Covid-19 porsi investasi Jany pada saham mencapai sekitar 40% hingga 50%. Sekarang, investasi dalam bentuk saham miliknya hanya tersisa 20% dari total aset.

Obligasi negara menjadi pilihan untuk memindahkan investasi di tengah pandemi oleh pria kelahiran Pangkalan Brandan tahun 1973 ini. Selain masih menjadi pemilik 0,62% dari saham Adi Sarana Armada, dia juga mempertahankan saham-saham yang tahan banting di kondisi seperti saat ini.

Baca Juga: Bursa saham China dirombak besar-besaran, apa dampaknya?

Dia memilih saham-saham dari sektor konsumer untuk dipertahankan lantaran terbilang defensif. Adapun koleksi saham-saham konsumer miliknya meliputi PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dan juga saham dari Grup Salim seperti PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).

Yang jelas dalam memutuskan untuk membeli saham, anak ke empat dari lima bersaudara ini juga jeli dalam mencermati sisi fundamental. Ia menyarankan pada investor pemula agar lebih mengutamakan analisis fundamental dalam memburu saham. Menurut dia, dalam investasi saham jangan mudah terbawa arus dan terbawa situasi.

Selanjutnya, Jany juga termasuk investor yang fokus investasi saham untuk jangka panjang atau dalam waktu 5 hingga 10 tahun. Kalaupun mau trading jangka pendek, komposisi saham yang diperjualbelikan hanya 20% dari total investasi sahamnya.

"Dari segi waktu, kan juga enggak mungkin lihat market tiap menit. Jadi harus main long term," tambah lulusan Magister Manajemen Universitas Indonesia ini.

Baca Juga: Pasar modal tertekan pandemi corona, begini strategi investasi Prudential

Di tengah penurunan pasar lantaran pandemi Covid-19, sambungnya, penting bagi dia untuk menyeimbangkan kembali atau rebalancing portfolio guna mengantisipasi adanya kerugian di tengah kondisi yang tidak pasti. Sembari mengurangi instrumen ekuitas, Jany perlahan menambah instrumen surat utang dan komoditas emas. Bagi dia, emas bisa jadi salah satu pilihan investasi safe haven di tengah ketidakpastian.

Selain berinvestasi saham, obligasi, dan komoditas, Jany juga menempatkan aset pada properti karena nilainya yang terus merangkak naik tiap tahunnya. Tak hanya itu, menempatkan aset di keranjang properti juga memiliki risiko yang rendah. Sehingga, ia memutuskan untuk menempatkan investasinya sebesar 20% pada properti.

Baca Juga: Emiten LQ45 masih ada yang membagikan dividen, begini prospeknya

Pertama kali memilih investasi dalam bentuk properti, Jany membeli rumah, kemudian merambah ke apartemen di daerah di Central Business District (CBD), ruko, dan juga tanah.

Dia mengingatkan, sebelum masuk dalam suatu instrumen, investor harus memahami lebih dulu detail jenis instrumennya serta risiko yang harus ditanggung. "Dalam berinvestasi, saya mengejar compounding serta keberlanjutan," pungkas Jany.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×