Reporter: Didik Purwanto | Editor: Edy Can
JAKARTA. Pemerintah memastikan akan merombak jajaran direksi PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) para tahun ini. Seperti diketahui, Garuda baru saja masuk ke Bursa Efek Indonesia melalui initial public offering (IPO). Tapi aksi korporasi itu tidak berjalan mulus.
Kementerian Badan Usaha Milik Negara menampik bahwa rencana perombakan direksi Garuda terkait dengan buruknya hasil IPO maskapai penerbangan terbesar di Indonesia itu. "Ini tidak ada hubungannya dengan IPO kemarin," ungkap Mustafa Abubakar, Menteri BUMN di Jakarta, Jumat (18/2).
Menurut Mustafa, perombakan direksi Garuda merupakan proses yang wajar. Apalagi, pemerintah sudah mengevaluasi rencana itu sejak pertengahan 2010 meski sampai kini tak kunjung terwujud.
Berdasarkan catatan KONTAN, pemerintah akan mengevaluasi dua hingga empat direksi GIAA termasuk Direktur UTama Emirsyah Satar. Hasil evaluasi ini akan menentukan posisi yang bersangkutan, apakah tetap pada jabatan semula atau dirotasi.
Mustafa masih bungkam terkait nama calon direksi. Dia hanya bilang, saat ini telah memegang tiga nama calon pengganti di setiap posisi direksi. "Tapi semua tergantung pada hasil evaluasi nanti, apakah pergantian atau pergeseran saja," jelas dia.
Mustafa juga menegaskan pergantian direksi perusahaan BUMN bukan berarti pejabat yang bersangkutan terlibat masalah.
Calon eksternal
Kementerian BUMN pun belum gamblang menyatakan bahwa calon direksi GIAA berasal dari kalangan internal atau eksternal. Meski demikian, Mustafa menyatakan ada calon yang berasal dari kalangan profesional.
Direktur Keuangan GIAA Elisa Lumbantoruan secara terpisah menyatakan belum mengetahui kabar tentang perombakan jajaran direksi GIAA. "Saya baru dengan dan belum tahu," imbuh Elisa.
Sekadar gambaran, pada pertengahan MAret 2010, pemerintah memperpanjang masa tugas Emirsyah Satar sebagai Direktur Utama Garuda. Alasannya, sosok Emirsyah msih dibutuhkan demi membenahi perusahaan yang sedang fokus mempersiapkan go public.
Sejatinya, masa tugas Emirsyah dan seorang direksi lainnya sudah habis sejak 17 Maret 2010.
Hingga penutupan perdagangan Jumat (18/2), harga saham GIAA stagnan di posisi Rp 570 per saham. Jika dibandingkan dengan harga IPO di Rp 750 per saham, harga GIAA sudah anjlok 24%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News