Reporter: Astri Kharina Bangun | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Menteri BUMN Mustafa Abubakar menegaskan, rencana evaluasi pemerintah terhadap proses penawaran saham perdana Garuda Indonesia (GIAA) tidak terkait dengan kabar peminjaman dana dari underwriter untuk menyerap seluruh saham GIAA.
"Evaluasi lebih kepada ke depan pelaksanaan lelang terbuka seperti usulan Bapepam-LK, dan mendorong perusahaan-perusahaan BUMN go public," kata Mustafa, Jumat, (18/2).
Sekadar mengingatkan, lantaran proses IPO yang tidak diserap investor, para penjamin emisi (underwriter) terpaksa harus menanggung 3,008 miliar saham atau setara 47,7%, dengan nilai Rp 2,25 triliun. Dari dana tersebut, PT Danareksa sekuritas mendapat porsi Rp 975 miliar, bahkan PT Bahana Sekuritas dikabarkan meminjam Rp 1 triliun kepada PT Danareksa Sekuritas.
Saat dikonfirmasi mengenai kabar peminjaman tersebut, Mustafa menilai hal itu merupakan urusan internal masing-masing underwriter.
"Underwriter-underwriter itu kan anak usaha BUMN juga. Kita dukung untuk lebih ekspansif dalam pemasaran. Mereka belum sampai minta tambahan modal, bisa mengatasi sendiri. Itu semua pilihan bisnis," pungkas Mustafa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News