Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) mencatatkan penurunan kinerja sepanjang Januari – September 2025. Segmen usaha minyak dan gas bumi diproyeksi mampu menopang kinerja MEDC ke depan.
MEDC mengantongi pendapatan US$ 1,76 miliar, turun 1,12% secara year on year (yoy) per kuartal III – 2025.Sedangkan laba bersih MEDC mencapai US$ 85,65 juta, turun 68,66% secara yoy.
Senior Equity Research Kiwoom Sekuritas, Sukarno Alatas mengatakan kinerja MEDC pada awal tahun akan sangat ditentukan oleh kombinasi sentimen pergerakan harga minyak–gas dunia, realisasi kenaikan produksi hasil akuisisi, performa segmen listrik/EBT, arah kebijakan energi dan makro global. Serta kemampuan perusahaan menjaga likuiditas dan menurunkan leverage.
“Sentimen-sentimen ini akan menentukan visibilitas pertumbuhan laba dan stabilitas margin,” ucap Sukarno kepada Kontan, Selasa (9/12/2025).
Baca Juga: Zheng Yuan Perbesar Porsi Saham Bahtera Bumi (PGJO)
Sukarno menambahkan bahwa awal tahun depan berpotensi menjadi fase pemulihan bagi MEDC setelah tekanan laba 2025. Peningkatan produksi pasca akuisisi blok migas, stabilisasi harga minyak-gas, serta dukungan bisnis listrik/EBT menjadi katalis utama penguatan margin dan arus kas.
“Jika harga energi global bergerak stabil ke atas, profitabilitas MEDC berpeluang menanjak kembali sejak kuartal pertama,” terang Sukarno.
Adapun, risiko terbesar MEDC tetap datang dari volatilitas harga minyak, kontribusi negatif dari segmen non-inti seperti AMMN, serta ketidakpastian regulasi energi seperti penetapan ICP yang lebih konservatif.
“Beban utang dari pembiayaan akuisisi juga membuat MEDC sensitif terhadap fluktuasi cash-flow, sehingga disiplin deleveraging menjadi kunci pada awal tahun,” kata Sukarno.
Kepala Riset Ina Sekuritas Arief Machrus menyampaikan bahwa perusahaan sedang mengupayakan izin ekspor enam bulan yang diharapkan pada kuartal keempat 2025, dengan operasi diproyeksikan akan kembali normal secara bertahap seiring dengan kemajuan pembangunan smelter.
Sementara itu, divisi daya dan jasa MEDC tetap stabil, didukung oleh kontribusi penuh kuartal pertama dari FPSO Marlin dan margin yang lebih kuat dari aset terbarukan,” jelas Arief dalam risetnya pada 11 November 2025.
Arief memproyeksikan pendapatan dan laba bersih MEDC tahun 2025 masing – masing mencapai US$ 2,28 miliar dan US$ 167,1 juta. Adapun pada tahun 2024 MEDC mengantongi pendapatan US$ 2,39 miliar dan laba bersih mencapai US$ 367,4 juta.
Arief merekomendasikan beli saham MEDC dengan target harga Rp 1.515 per saham. Sementara Sukarno merekomendasikan buy atau trading buy saham MEDC dengan target harga Rp 1.525 – Rp 1.540 per saham.
Selanjutnya: Banyak Diskon Pajak, ICOR di KEK Tembus Target Prabowo
Menarik Dibaca: MemeCore Mendaki ke Puncak Kripto Top Gainers saat Pasar Terkoreksi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













