Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Selain itu, Budi juga menilai adanya stimulus senilai Rp 75 triliun untuk health care akan meningkatkan permintaan terhadap bahan kimia yang juga digunakan untuk bahan baku masker, sanitizer, sabut, dan produk makanan. Ditambah lagi, AKRA sudah meningkatkan kapasitas penyimpanan JTT sebesar 100.000 cbm pada kuartal I-2020 untuk antisipasi tingginya utilization rate.
Ke depan, Richardson memperkirakan Kawasan Industri JIIPE Gresik akan menjadi mesin pertumbuhan kinerja AKRA. Manajemen AKRA sejauh ini masih menargetkan penjualan lahan sebesar 20 hektare pada tahun 2020.
“Kami memproyeksikan AKRA pada tahun ini hanya akan mampu menjual 20 hektar saja. Di sisi lain, terdapat juga penundaan sementara biaya penyewaan lahan Freeport yang juga berpotensi menunda penggunaan area laydown pada tahun depan,” jelas Richardson.
Baca Juga: Catat lagi, ini daftar harga BBM non subsidi bulan Juli di sejumlah SPBU
Dengan adanya pandemi virus corona dan rendahnya harga minyak, Richardson pun memangkas proyeksi proyeksi pendapatan AKRA tahun ini sebesar 27,1% menjadi Rp 16,10 triliun. Sementara laba bersih juga dipangkas sebesar 16% menjadi Rp 807 miliar.
Meski begitu, Richardson yang semula merekomendasikan netral pun mengubahnya menjadi beli dengan target harga Rp 2.900 per saham. Sementara Budi juga merekomendasikan beli dengan target harga Rp 3.000 per saham.
Adapun saham AKRA pada perdagangan Kamis (9/7) mengalami koreksi 0,40% ke Rp 2.480 per saham.
Baca Juga: Saham migas mulai menghijau terangkat sentimen harga minyak
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
