Reporter: Recha Dermawan | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) diprediksi akan memiliki masa depan bisnis yang cerah. Analis Sinarmas Sekuritas menjadikan saham PGEO sebagai emiten yang layak dibeli karena potensi harganya dapat meroket hingga Rp 1.900 per lembar.
"Dengan sumber daya panas bumi Indonesia yang sangat besar dan inisiatif pemerintah untuk mengembangkan energi terbarukan, PGEO akan mendapatkan keuntungan yang signifikan dengan perkiraan 3,4 GW (10% CAGR) tambahan kapasitas terpasang dalam satu dekade mendatang," tulis Equity Analyst Sinarmas Sekuritas Inav Haria Chandra mengutip dari risetnya, Senin (25/9).
Inav menyampaikan hal tersebut dalam laporan Initiation Coverage yang dipublikasikan pada 14 September 2023. Dalam laporannya, Sinarmas memberi saham PGEO dengan rekomendasi beli dengan mematok target price (TP) saham di Rp 1.900 per saham.
Inav menjelaskan posisi PGEO sangat strategis untuk melakukan transisi energi terbarukan di Indonesia karena hubungannya dengan Pertamina dan pemerintah.
Baca Juga: Siap Tebar Dividen, Cermati Rekomendasi Saham Global Energy (SGER)
“Hal ini menjadi peluang utama bagi PGEO untuk berkontribusi dalam upaya peralihan ke energi terbarukan," ujarnya.
Dalam analisisnya, Inav menilai panas bumi itu sebagai sumber daya yang kompetitif karena tidak memerlukan bahan bakar dalam produksi listrik.
Ini berarti, kata dia, PGEO tidak terpengaruh volatilitas harga bahan bakar. Inav juga mengatakan potensi dari panas bumi ini memiliki masa pakai yang lebih lama dengan upaya pemeliharaan yang lebih sedikit dibanding bahan bakar fosil.
"Hal penting lainnya adalah panas bumi merupakan energi yang selalu tersedia, tidak terpengaruh oleh cuaca dan siklus siang-malam, terakhir panas bumi mampu memproduksi listrik dengan temperatur yang relatif rendah yaitu kurang dari 350 celsius, dibanding bahan bakar fosil yang kurang dari 2.000 celsius" jelasnya.
Alasan lain yang membuat saham PGEO ini layak beli karena adanya kemitraan yang dilakukan dengan Africa Geothermal International Ltd. (AGIL). Selain itu, potensi penyelesaian proyek PLTP binary pertama di Indonesia pada tahun 2026-2027 juga akan menjadikan saham PGEO prospektif.
"Kemitraan ini akan menandai tonggak penting dalam perjalanan PGE dalam memperluas portofolio proyek secara global, yang akhirnya akan membuka peluang pertumbuhan di masa depan," ujarnya.
Pada saat kunjungan ke Kenya, Pertamina Geothermal Energy juga melakukan kunjungan ke Lapangan Olkaria I milik Kenya Electricity Generating Company PLC (KenGen) untuk sharing knowledge terkait penerapan teknologi yang efisien serta menggali potensi kolaborasi di masa mendatang.
Baca Juga: Net Buy Asing Berpotensi Mengalir Lagi, Ini Rekomendasi Saham yang Layak Dilirik
Selain dengan AGIL, pada 13 September 2023 lalu PGEO juga menandatangani non-disclosure agreement (NDA) dengan Geothermal Development Company (GDC) untuk mempelajari lebih lanjut kemungkinan kerja sama dalam pengembangan potensi panas bumi di Kenya dan Indonesia.
Inav juga meyakini bahwa saham PGEO selama ini undervalued. Alasannya karena masih terbatasnya jumlah perusahaan sejenis yang memiliki model bisnis dan profil risiko yang serupa yang sudah melantai di bursa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News