kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.934   1,00   0,01%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Dikabarkan ambil bagian dalam rights issue Acset Indonusa (ACST), ini kata Saratoga


Jumat, 11 September 2020 / 16:33 WIB
Dikabarkan ambil bagian dalam rights issue Acset Indonusa (ACST), ini kata Saratoga
ILUSTRASI. Proyek properti gedung perkantoran dengan kontraktor perusahaan konstruksi PT PT Acset Indonusa Tbk (ACST) di Jakarta. KONTAN/Daniel Prabowo


Reporter: Dityasa H. Forddanta | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) membantah kabar yang menyebut pihaknya ambil bagian dalam rights issue PT Acset Indonusa Tbk (ACST). 

"Kabar itu tidak benar," ujar Head of Corporate Communications Saratoga Investama Catharina Latjuba kepada Kontan.co.id, Jumat (11/9).

Meski begitu, sebagai perusahaan investasi aktif, Saratoga akan terus melihat peluang-peluang investasi yang ada. Saratoga tetap akan fokus pada tiga bidang usaha dalam membenamkan investasinya. "Yakni, konsumen, Infrastruktur dan sumber daya alam," imbuhnya.

Baca Juga: Kinerja semester I-diproyeksi melemah, saham Bukit Asam (PTBA) dinilai masih menarik

Sebelumnya beredar kabar Saratoga menggunakan dana hasil divestasi 131,90 juta saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), yang dilepas di harga Rp 1.620 per saham. Saat itu, Saratoga memperoleh dana sebesar Rp 213,68 miliar. Setelah divestasi tersebut, kepemilikan Saratoga di MDKA berkurang jadi 19,13% dari sebelumnya 19,74%.

Secara terpisah, Corporate Secretary & Investor Relations ACST Maria Cesilia Hapsari mengatakan, pihaknya belum bisa memberikan detail pihak mana saja yang ambil bagian dalam rights issue tersebut. Tapi dia memastikan, ada pihak ketiga yang menyerap rights issue selain pembeli siaga (standby buyer).

PT Karya Supra Perkasa (KSP), pemegang saham ACST yang kini menguasai 58,76% saham, menjadi pembeli siaga dalam aksi korporasi ini. "KSP merupakan standby buyer untuk menyerap saham yang tidak diserap publik," ujar Maria kepada Kontan.co.id belum lama ini.

Baca Juga: Pinago Utama (PNGO) menyebut masa puncak panen akan mendorong kinerja tahun ini

Berdasarkan daftar pemegang saham ACST di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), kepemilikan saham KSP telah mengecil dibanding posisi di 8 September. Saat itu, kepemilikan KSP mencapai 68,19%. Porsi kepemilikan PT Cross Plus Indonesia atas ACST juga mengecil jadi 8,36% dari sebelumnya 9,70%. 

Hingga Rabu (9/9), sebanyak 4,72 miliar saham rights issue ACST sudah terserap. Masih ada 1,7 miliar saham lagi yang tersisa.

Cum date rights issue ACST di pasar reguler berakhir pada 26 Agustus lalu. Distribusi hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) dilakukan pada 31 Agustus dan dilanjutkan pencatatan pada 1 September.

Periode perdagangan dan pelaksanaan HMETD berlangsung pada 1-8 September. Pembeli siaga akan menjalankan kewajiban pada 15 September.

Baca Juga: PSBB DKI Jakarta diperketat lagi, analis sarankan hold saham emiten pengelola mal

Rights issue ACST merupakan bagian dari penawaran umum terbatas (PUT) II. Emiten ini melepas 5,72 miliar saham dengan harga pelaksanaan Rp 262 per saham.

Dari aksi korporasi tersebut, perusahaan konstruksi ini akan mengantongi dana segar Rp 1,50 triliun. Pemegang saham yang tidak mengeksekusi haknya akan mengalami dilusi kepemilikan sebesar 89,11%.

Selanjutnya: PSBB diperketat, emiten pengelola gerai makanan berharap dari layanan delivery

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×