Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Kinerja sektor ritel dibayangi dengan maraknya kemunculan e-commerce. Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Christine Natasya mengatakan kini ritel besar tidak hanya harus bersaing dengan ritel besar, melainkan bersaing dengan pengecer online yang semakin banyak muncul. "Keterbukaan pasar perdagangan terhadap pesaing pun akhirnya akan semakin menggangu pemain ritel," kata Christine dalam risetnya, Kamis (27/7).
Gerai ritel besar belum banyak masuk ke daerah Indonesia. Christine melihat, prospek ekonomi digital akan cerah. "Daerah pedesaan kehadiran mal masih kurang. Hal ini menyajikan peluang untuk e-commerce masuk sebagai solusi belanja yang lebih nyaman, tanpa harus jauh mencari mal," kata Christine.
Namun, Analis NH Korindo Arnold Sampeliling mengatakan pada Jumat (28/7), penggunaan smartphone dan akses ke belanja online lebih banyak dilakukan masyarakat di kota besar dari pada masyarakat di luar Pulau Jawa.
Hadirnya e-commerce menyebabkan persaingan semakin ketat dan berimbas pada harga jual yang semakin murah. Dalam situasi ini tentu yang akan lebih diuntungkan adalah e-commerce ketimbang ritel besar. Dus, para pelaku ritel besar pun kini tidak mau kalah dan meluncurkan media belanja onlinenya juga.
Senada dengan Christine, Arnold mengatakan antisipasi akan kehadiran e-commerce membuat banyak pelaku ritel membuka pelayanan belanja online. Seperti, PT Ace Hardware (ACES) memiliki platform online bernama www.ruparupa.com, PT Matahari Department Store (LPPF) memiliki www.mataharimall.com dan www.mataharistore.com, sementara PT Mitra Adiperkasa (MAPI) memiliki platform online www.mapemall.com.
Dalam jangka panjang, Christine memproyeksikan LPPF menjadi emiten yang memiliki risiko gangguan terbesar dengan maraknya e-commerce. Sementara, Christine menjagokan ACES karena emiten ini dianggap sebagai emiten yang sedikit mendapat pengaruh dari berkembangnya e-commerece.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News