Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Yelooo Integra Datanet atau Passpod baru-baru ini mengumumkan rencananya untuk segera melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Rencana ini nampaknya menarik banyak perhatian investor yang kemudian berniat meminang Passpod untuk menjadi investor strategisnya.
Salah satu investor yang siap menjadi pembeli siaga saham Passpod adalah Digitaraya yang merupakan perusahaan akselerator bentukan Kibar dan Google Developers Launchpad yang saat ini cukup gencar memberikan investasi ke berbagai startup dalam negeri. Adapun fokus utama akseletaror adalah mendukung perusahaan rintisan dalam tahap awal yang memiliki potensi growth yang tinggi, lewat pendidikan, mentoring dan pembiayaan.
Kibar Kreasi Indonesia (Kibar) adalah perusahaan pembangun ekosistem startup digital di tanah air sejak 2011, dipimpin oleh Yansen Kamto sebagai chief executive. Di awal Agustus 2018, Digitaraya sebelumnya telah memilih delapan startup dari seluruh Indonesia yang nantinya akan diinkubasi oleh Digitaraya dan Google Launchpad.
Delapan startup yang sudah melalui proses seleksi ini berasal dari sektor yang berbeda-beda, seperti pendidikan, kesehatan, dan logistik.
Namun, Passpod akan menjadi perusahaan publik pertama yang mendapat investasi dari Digitaraya. Digitaraya melihat adanya beragam peluang menjanjikan di sekitar industri Passpod, mulai dari pengumuman terkait pembeli saham siaga ini dilakukan dengan pertimbangan peluang pertumbuhan Passpod yang cukup besar jika dilihat dari potensi pasar, pelanggan, teknologi, dan manajemen perusahaan.
Hiro Whardana, CEO Passpod menyebutkan, minat para investor strategis ini menandakan minat dan kepercayaan yang tinggi dari pelaku industri terhadap model bisnis dan potensi keberlangsungan bisnis di masa mendatang.
“Minat yang tinggi dari para investor strategis ini merupakan bentuk validasi eksternal atas model bisnis Passpod. Kami memposisikan diri sebagai travel assistance selama wisatawan berada di luar negeri, dimulai dari penyediaan koneksi internet, penjualan tiket event, atraksi dan lainnya lewat aplikasi. Hal tersebut kami nilai menjadi salah satu faktor para investor strategis ketika menentukan alokasi investasinya kepada Passpod,” ungkap Hiro dalam siaran pers, Rabu (19/9).
Keberadaan investor strategis sendiri pada dasarnya cukup sering muncul saat perusahaan ingin melantai di bursa. Teuku Hendry Andrean, Research Manager Shinhan Sekuritas Indonesia menyatakan, keberadaan investor strategis dalam ajang IPO bisa mempengaruhi besaran penyerapan saham. Namun, Hiro menegaskan bahwa porsi untuk investor ritel juga telah dialokasikan secara proporsional.
“Tidak perlu khawatir bagi investor ritel karena kami tetap membuka kesempatan untuk bisa membeli saham Passpod,” lanjutnya.
Yansen Kamto, Chief Executive Kibar mengakui pertimbangan berinvestasi pada Passpod didasarkan pada model bisnis dan market size yang sangat potensial. Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal (Ditjen) Imigrasi memprediksi tahun 2018 tren wisata ke luar negeri akan semakin naik. Selama tahun 2016 jumlah warga negara Indonesia yang ke luar negeri mencapai 8.4 juta orang dan melonjak di tahun 2017 mencapai 9.1 juta orang.
Pendanaan lewat IPO dipilih Passpod dengan target perolehan dana sebesar Rp 40 miliar. Adapun 70% dana tersebut akan digunakan untuk riset dan pengembangan (R&D), sedangkan sisanya akan digunakan perseroan untuk modal kerja. Salah satu bagian dari R&D tersebut adalah pengembangan teknologi untuk bisa memudahkan konektivitas pengguna di lebih banyak negara tujuan wisata. Selain itu, Passpod juga menargetkan untuk memiliki setidaknya 25 ribu unit modem.
Meskipun masih mengandalkan impor perangkat modem, Passpod telah mengantongi sertifikasi dan standar yang telah ditetapkan pemerintah. “Melalui proses yang lumayan panjang, pada Mei 2018 kami mendapatkan dan menjadi satu-satunya perusahaan yang mendapatkan sertifikasi TKDN dan Postel A/B,” tutup Hiro.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News