kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Didominasi obligasi negara, reksadana Panin Dana Utama Plus 2 catat kinerja positif


Kamis, 23 Januari 2020 / 10:17 WIB
Didominasi obligasi negara, reksadana Panin Dana Utama Plus 2 catat kinerja positif


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Andalkan sektor yang berkorelasi positif dengan potensi penurunan suku bunga, reksadana Panin Dana Utama Plus 2 milik Panin Asset Management catatkan kinerja positif.

Berdasarkan fund fact sheet per Desember 2019, alokasi aset pada reksadana ini didominasi oleh obligasi pemerintah yang mencapai 62,20% dari keseluruhan. Sementara sisanya, 24,08% ke obligasi korporasi dan 13,72% ke pasar uang & kas.

Rudiyanto, Head of Operation and Business Development Panin AM menyebut racikan reksadana ini agak berbeda dibandingkan racikan biasanya. Biasanya, Panin Dana Utama Plus 2 terdiri dari 30%- 50% obligasi korporasi dan sisanya diisi obligasi pemerintah.

Baca Juga: OJK suspen MI yang terbitkan reksadana tunggal bagi Jiwasraya

“Pada tahun lalu sebagian obligasi korporasi memiliki kondisi jatuh tempo di bawah satu tahun. Dengan jatuh tempo yang tak mencapai setahun, maka dikategorikan sebagai pasar uang,” jelas Rudiyanto, Rabu (22/3).

Rudiyanto menilai kombinasi antara obligasi pemerintah dan obligasi korporasi merupakan hal yang krusial. Strategi perpaduan ini dinilai bisa meminimalkan risiko volatilitas harga. 

Hal ini tidak terlepas dari kenaikan obligasi pemerintah yang dibayangi oleh koreksi. Obligasi korporasi mempunyai peran untuk menstabilkan jika koreksi terjadi.

Sementara untuk deposito atau pasar uang, Rudiyanto memilih deposito di Bank BUKU III dan IV. “Kalau penempatan di deposito bertujuan untuk likuiditas seperti pembayaran redemption dan switching. Terkadang juga karena belum menemukan obligasi yang cocok dari segi harga,” papar Rudiyanto.

Berdasarkan data Infovesta per 22 Januari, reksadana Panin Dana Utama Plus 2 tumbuh 13,30% dalam satu tahun terakhir. Catatan tersebut jauh mengungguli kinerja rata-rata reksadana tetap. Dalam Infovesta Fixed Income Fund Index 90, dalam setahun terakhir pertumbuhannya mencapai 10,44%.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan faktor yang mendorong laju positif Panin Dana Utama Plus 2 berasal dari dominannya porsi obligasi negara pada reksadana tersebut.

“Ketika suku bunga diturunkan, obligasi negara akan mengalami kenaikan. Dengan besarnya porsi obligasi negara serta penurunan suku bunga yang cukup banyak pada tahun lalu, tak mengherankan reksadana tersebut tumbuh sangat positif,” terang Wawan.

Rudiyanto menjelaskan Panin Dana Utama Plus 2 ini berfokus di obligasi pemerintah dengan tenor yang panjang. “Obligasi dengan tenor panjang cenderung membuat reksa dana lebih sensitif terhadap perubahan harga pasar. Sehingga jika suku bunga menurun, potensi kenaikan harganya bisa lebih maksimal,” jelas Rudiyanto.

Baca Juga: BEI menyetop transaksi saham Minna Padi (PADI) karena penurunan harga signifikan

Wawan memperkirakan Panin Dana Utama Plus 2 tidak akan lagi mencatatkan pertumbuhan sebesar tahun 2019. Hal ini dikarenakan penurunan suku bunga tidak akan lagi sebanyak tahun sebelumnya. Sehingga reksadana pendapatan tetap akan turun angka pertumbuhannya.

“Pada tahun 2020, perkiraan kami rata-rata pertumbuhan reksadana tetap akan ada di kisaran 7%- 7,5%. Tapi dengan portofolio Panin Dana Utama Plus 2, saya rasa reksadana ini bisa mencatatkan pertumbuhan di kisaran angka rata-rata tadi,” papar Wawan.

Menyambut 2020, Rudiyanto mengaku reksadana ini masih cocok untuk para investor konservatif yang memiliki tujuan keuangan 1-3 tahun. Dari segi peluang, masih ada harapan suku bunga untuk turun setidaknya 1-2 kali. Oleh sebab itu Rudiyanto memproyeksikan return reksadana ini menyentuh 7%-9%.

“Tapi tingkat return ini tidak bisa dijamin sepenuhnya. Sebab jika suku bunga justru berubah naik, kemungkinan return-nya malah negatif,” pungkasnya.

Per Desember 2019, reksadana ini memiliki dana kelolaan sebesar Rp 181 miliar. Rudiyanto menjelaskan Panin AM tidak mempunyai target spesifik untuk akhir tahun 2020. Namun setidaknya pihaknya menargetkan naik minimal sama dengan rata-rata pasar.

Secara keseluruhan, per Desember 2019 silam, Panin Asset Management telah berhasil mengantongi dana kelolaan hingga Rp 12,6 triliun. Rudiyanto menargetkan Panin AM hingga akhir tahun 2020 bisa menambah dana kelolaannya mencapai Rp 15 triliun.

Pada tahun ini, Panin AM berencana untuk menerbitkan reksadana terproteksi setidaknya empat sampai enam reksadana. Hal ini tidak terlepas dari tingginya permintaan investor terhadap reksadana jenis ini. Selain itu, Panin AM juga tengah berada menjajaki reksadana penyertaan terbatas sesuai dengan peraturan OJK yang terbaru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×