Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham emiten jasa konstruksi umum PT Sumber Mas Konstruksi Tbk (SMKM) mulai ramai diakumulasi beli oleh investor asing setelah harga saham perusahaan ini terus melesat hingga 224% sejak resmi tercatat (listing) pada 9 Maret 2022 di Papan Akselerasi di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Berdasarkan data transaksi BEI, aksi beli investor asing dalam sepekan terakhir hingga perdagangan Jumat (24/3) tercatat sebesar Rp 5,50 miliar. Sehingga dalam sebulan perdagangan, saham SMKM diakumulasi asing dengan beli bersih (net buy) mencapai Rp 19,49 miliar.
Dalam 6 bulan terakhir, saham perusahaan jasa konstruksi jalan dan saluran air ini dibeli asing Rp 25,71 miliar. Pada perdagangan Jumat lalu (24/2), dalam sehari, investor asing melalui UBS AG London telah mengakumulasi beli sebanyak 20,03 juta saham SMKM senilai Rp 18 miliar.
Investor asing melalui broker lain, yakni JP Morgan juga mengakumulasi beli sebanyak 4,48 juta saham SMKM senilai sekitar Rp 4 miliar dengan harga rata-rata transaksi di level Rp 860 per saham.
Baca Juga: Sumber Mas Konstruksi Targetkan Pendapatan 2022 Tumbuh 11%
Data BEI menunjukkan, Jumat lalu, saham SMKM ditutup di level Rp 855 per saham atau terkoreksi tipis 1,72% dengan nilai transaksi sebesar Rp 40,30 miliar dan volume perdagangan sebanyak 46,99 juta saham.
Dengan demikian, saham SMKM melesat 224% dari harga saat perusahaan melakukan penawaran umum saham perdana atawa initial public offering (IPO) di level Rp 264 per saham pada 9 Maret 2022. Saham SMKM juga sudah melejit 46,15% dalam 3 bulan terakhir dengan nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp 1,07 triliun.
Direktur Utama Sumber Mas Konstruksi Budi Aris mengatakan aksi beli investor asing tersebut merupakan cerminan kepercayaan investor publik terhadap prospek bisnis dan fundamental bisnis perseroan. Ke depan, perseroan akan tetap fokus pada rencana jangka panjang dan jangka pendek guna mendorong pertumbuhan perusahaan secara berkesinambungan.
“Komitmen kami dalam jangka panjang ialah terus mendorong peningkatan pertumbuhan bisnis ke depan melalui upaya kerja sama yang berkesinambungan yang menguntungkan,” kata Budi dalam keterangan resmi, Senin (27/3).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News