kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dibayangi pelemahan daya beli, bagaimana prospek saham Mayora Indah (MYOR) ke depan?


Kamis, 14 Mei 2020 / 18:56 WIB
Dibayangi pelemahan daya beli, bagaimana prospek saham Mayora Indah (MYOR) ke depan?
ILUSTRASI. PT Mayora indah_idx.co.id


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ancaman perlambatan ekonomi dan menurunnya daya beli masyarakat imbas dari pandemi virus corona masih menjadi ancaman utama berbagai industri, termasuk industri makanan dan minuman. PT Mayora Indah Tbk (MYOR) pun terkena imbasnya, mengingat daya beli masyarakat punya pengaruh besar terhadap penjualan MYOR.

Analis Maybank Kim Eng Isnaputra Iskandar dalam risetnya pada April lalu mengatakan, MYOR cenderung akan tersisihkan dari ketatnya persaingan industri Fast Moving Consumer Goods (FMCG).

“Pelemahan daya beli dan perlambatan ekonomi akan menekan penjualan domestik MYOR ke depan. Terlebih produk MYOR merupakan produk kopi dan makanan ringan yang pangsa pasarnya besar dan tidak termasuk ke dalam kebutuhan primer,” tulis Isnaputra dalam risetnya.

Baca Juga: Penjualan ekspor anjlok, tapi laba bersih Mayora Indah (MYOR) naik di kuartal I-2020

Namun, Isnaputra menyebut MYOR masih diuntungkan dengan tingginya penjualan ekspor mereka dibanding kompetitor lain. Pasalnya, penjualan lebih terikat dengan pergerakan dolar Amerika Serikat (AS). Sehingga Isnaputra menganggap hal ini menciptakan natural hedging bagi MYOR terhadap depresiasi rupiah.

“Pada akhirnya ini menguntungkan MYOR karena menghilangkan risiko foreign-exchange yang menjadi salah satu risiko terbesar pendapatan sektor konsumer,” tambah Isnaputra.

Sementara analis RHB Sekuritas Michael Wilson Setjoadi bilang, dalam jangka pendek, prospek MYOR akan cukup baik. Ia menilai, dengan dibukanya kebijakan lockdown di beberapa negara akan membuat penjualan ekspor MYOR kembali bergairah.

“China sebagai salah satu pangsa utama ekspor MYOR sudah mulai membuka kebijakan lockdown. Dengan China yang akan restocking, ini tentu akan kembali membuka keran penjualan ekspor MYOR yang sempat turun pada kuartal I-2020,” ujar Michael kepada Kontan.co.id, Kamis (14/5).

Meski penjualan ekspor MYOR akan kembali meningkat pada kuartal II-2020, penjualan domestik MYOR justru diprediksi akan turun. Selain itu, Michael juga memperkirakan laba selisih kurs mata uang asing MYOR tidak akan lagi menopang laba bersih perusahaan tersebut.

“Karena sudah ada off gain pada kuartal I-2020 kemarin dan adjustment currency pada akhir Maret sudah cukup tinggi. Oleh sebab itu, kami asumsikan sepanjang sisa tahun ini akan flat dan tetap di rentang Rp 600-an miliar,” tambah Michael.

Baca Juga: Penjualan turun 10,55%, laba Mayora (MYOR) justru melesat 99,72% di kuartal I

Di tengah kondisi saat ini, Isnaputra memproyeksikan pendapatan MYOR akan turun dan berada di kisaran Rp 23,56 triliun dengan laba bersih Rp 1,80 triliun. 

Sementara Michael menghitung top line MYOR hanya akan tumbuh 0,2% sedangkan bottom line akan tumbuh 10,6%.

Oleh sebab itu, Isnaputra merekomendasikan untuk hold saham MYOR dengan target harga Rp 1.900 per saham. Sementara Michael merekomendasikan untuk buy dengan target harga Rp 2.700 dan Rp 2.250 per saham. 

Adapun saham MYOR diperdagangkan turun 0,47% ke Rp 2.120 pada Kamis (14/5)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×