Reporter: Chelsea Anastasia | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) dapat menguntungkan investor obligasi korporasi tenor panjang, kekhawatiran terhadap sentimen global masih membayangi. Dus, risiko fluktuasi pasar masih menjadi perhatian investor.
Head of Investment Specialist Sinarmas Asset Management, Domingus Sinarta Ginting mencermati, pergerakan obligasi dengan tenor panjang masih dipengaruhi kondisi geopolitik.
“Di tengah kondisi saat ini, peluang yang lebih baik pada investasi yang fokus pada obligasi tenor pendek,” jelasnya kepada Kontan, Kamis (24/7/2025).
Baca Juga: Suku Bunga BI Melandai, Saatnya Lirik Obligasi Tenor Panjang?
Domingus bilang, obligasi jangka panjang masih bisa dilihat, tetapi lebih cocok untuk investor dengan profil risiko tinggi.
Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede mengatakan, fluktuasi pasar memang masih mungkin memengaruhi obligasi tenor panjang. Namun, investor masih dapat melakukan langkah mitigasi risiko.
“Seperti diversifikasi pada berbagai sektor atau penerbit dengan kualitas kredit yang tinggi,” tuturnya kepada Kontan.
Josua bilang, investor juga dapat mempertimbangkan obligasi dengan fitur seperti amortisasi atau obligasi konversi yang memiliki mekanisme perlindungan tambahan.
Ia menambahkan, hedging melalui instrumen derivatif juga dapat dilakukan investor jika diperlukan.
Strategi ini, kata Josua, guna mengurangi eksposur terhadap risiko fluktuasi suku bunga. “Ini dapat berdampak signifikan pada nilai investasi,” imbuhnya.
Selanjutnya: RI Bangun 18 Kilang Senilai Rp 160 T, Berpotensi Membengkak dan Terancam Mangkrak
Menarik Dibaca: 100 Anak Muda ASEAN Siap Laksanakan Proyek Sosial Lintas Negara
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News