Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Berdasar laporan keuangan per kuartal III 2019, UNTR membukukan pendapatan hingga Rp 65,60 miliar, naik 5,60% year on year dari tahun sebelumnya Rp 62,12 miliar. Adapun pendapatan dari penambangan emas berkontribusi 8,94% atau setara Rp 5,87 miliar.
Sedangkan INDY menambang emas lewat proyek Emas Awak Mas dan baru akan beroperasi 2022. Adapun perkiraan cadangan ore yang ada sebesar 1,1 juta ons dan sumberdaya sebesar 2 juta ons di Sulawesi Selatan.
Baca Juga: Saham perbankan dan pertambangan banyak diburu asing sejak awal tahun
"Indika Energy percaya bahwa Nusantara memiliki prospek tinggi untuk menjadi satu proyek emas yang signifikan di Indonesia," kata Head of Corporate Communication Indika Energy Leonardus Herwindo ketika dihubungi Kontan.co.id, Jumat (17/1). INDY menilai, emas adalah sektor pertambangan prospektif dan memiliki peluang yang baik serta strategis untuk Indika Energy dalam mendiversifikasi bisnis.
Saat ini kepemilikan INDY secara langsung dan tidak langsung di Nusantara Resources Ltd mencapai 21,02% dari total keseluruhan saham. NUS merupakan perusahaan investasi pertambangan mineral yang mengembangkan proyek tambang emas Awal Mas.
Baca Juga: Bisnis Alat Berat United Tractors (UNTR) Masih Lambat, Begini Rekomendasi Analis
Chris merekomendasikan buy untuk saham UNTR dengan target harga Rp 28.000. Untuk saham INDY dan DSSA, Chris menyarankan untuk wait and see terlebih dahulu.
Yaki menyarankan untuk buy saham INDY dengan support range Rp 1.125 hingga 1.175. Rekomendasi untuk UNTR adalah buy on support Rp 20.300 hingga Rp 20.600. "DSSA wait and see, susah untuk trading karena kurang likuid," kata Yaki, Jumat (17/1).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News