Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah penyebaran virus corona, PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk atau IPC Car Terminal (IPCC) memastikan tetap beroperasi secara normal sebagai upaya mempertahankan kelancaran arus logistik dan bongkar muat kendaraan.
Investor Relation, Reza Priyambada mengatakan, upaya tersebut dijalankan dengan strategi pembagian shift bergilir bagi petugas operasional dengan dibekali Alat Pelindung Diri (APD) operasi yang terstandardisasi dan memadai serta tambahan pelindung untuk pencegahan penyebaran virus corona.
Baca Juga: MNCN optimisme kinerjanya ciamik di tengah merebaknya virus corona
Kebijakan operasional ini didasari karena IPC Car Terminal menjadi garda terdepan negara dalam melayani ekspor-impor otomotif di Indonesia sehingga operasional IPC Car Terminal tetap berjalan normal 24/7 meskipun dengan pembagian shift tersebut.
Meski demikian, ia memaparkan, kegiatan ekspor dan impor khususnya untuk segmen CBU memang mengalami penurunan seiring beberapa negara tujuan ekspor sudah melakukan pembatasan dalam beberapa pekan terakhir ini.
Di antaranya, Malaysia dan Filipina sehingga praktis pengiriman untuk tujuan ke dua negara tersebut mengalami penyusutan untuk sementara waktu. Adapun pangsa pasar dari kedua negara tersebut ialah masing-masing sekitar 29% dan 1% dari total jumlah ekspor CBU.
Hingga pertengahan Maret 2020, total ekspor CBU ke Filipina mencapai 6.455 unit atau lebih rendah 1,56% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya sejumlah 6.557 unit. Sementara, unit CBU yang di ekspor ke Malaysia hingga pertengahan Maret 2020 mencapai 128 unit atau turun 58,84% dibandingkan periode yang sama di tahun lalu sejumlah 311 unit.
Baca Juga: Penjualan alat berat United Tractors (UNTR) melempem di Januari-Februari 2020
Selain CBU, untuk segmen alat berat pun juga mengalami penurunan untuk kedua negara tersebut. Hingga pertengahan Maret 2020, pengiriman ekspor alat berat ke Filipina turun 32,43© YoY menjadi 25 unit. Sedangkan, ke Malaysia turun 58,82% menjadi 14 unit alat berat.