kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,46   -11,06   -1.18%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Di tengah perolehan kontrak baru yang strategis, Acset Indonusa (ACST) malah rugi


Selasa, 30 Juli 2019 / 18:27 WIB
Di tengah perolehan kontrak baru yang strategis, Acset Indonusa (ACST) malah rugi


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Acset Indonesia Tbk (ACST) anak usaha Astra mencatatkan perolehan kontrak baru strategis sebesar Rp 1,33 triliun yang ternyata mendominasi komposisi perolehan kontrak baru ACSET secara keseluruhan sebesar Rp 1,44 triliun. Kendati demikian di tengah perolehan kontrak ini, ACSET justru membukukan rugi bersih.

Rinciannya, proyek baru tersebut adalah Pekerjaan Sipil Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Jawa 1 dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Soma Karimun 2 x 25 megawatt di Riau.

Baca Juga: Pasar Indonesia Timur sepi, Semen Indonesia (SMGR) tak jadi bangun pabrik di Papua

Melansir keterangan tertulis yang dirilis pada Selasa (30/7) ACSET menyatakan akan terus berupaya untuk mendapatkan proyek baru secara lebih selektif dengan memilih proyek yang sesuai dengan kemampuan dan kompetensi ACSET.

Melansir laporan keuangannya di paruh pertama tahun ini, ACSET membukukan pendapatan sebesar Rp 1,55 triliun atau turun 7% yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan pendapatan dari sektor infrastruktur seiring dengan hampir selesainya proyek berjalan.

Adapun perolehan pendapatan di periode tengah tahun ini, berdasarkan lini bisnisnya, sektor infrastruktur berkontribusi sebesar 71%. Kemudian sektor konstruksi sebesar 13%, fondasi sebesar 8% dan sektor lainnya sebesar 8%.

Baca Juga: Ini alasan saham HMSP berbalik arah ke zona hijau

Adapun pada periode ini, ACSET turut membukukan rugi bersih sebesar Rp 404 miliar padahal pada periode yang sama tahun sebelumnya, ACSET mampu mencetak laba bersih sebesar Rp 73,44 miliar.

Penyebab rugi bersih pada semester I 2019 ini adanya keterlambatan penyelesaian beberapa proyek Contractor Pre Financing (CPF) dan struktur sehingga menyebabkan peningkatan biaya pendanaan, biaya overhead, dan tambahan biaya untuk percepatan penyelesaian proyek-proyek tersebut.

Di samping itu, ACSET juga mengalami penyesuaian nilai pekerjaan yang mengakibatkan terjadinya penurunan pendapatan dan laba dari proyek berjalan.

Baca Juga: Usai turun dalam, saham HMSP melonjak dan diburu asing

Beberapa strategi yang dilakukan untuk memperbaiki kinerja dan mendukung pertumbuhan ACSET adalah dengan menerapkan skema pengelolaan working capital yang lebih baik khususnya untuk proyek CPF.

Kemudian, melakukan pengendalian proyek dengan lebih efektif dan efisien serta peningkatan kualitas operasional Perusahaan. Dalam hal ini ACSET akan terus fokus pada proyek infrastruktur sebagai penunjang utama pertumbuhannya, dan tetap mempertahankan lini bisnis fondasi dan struktur secara lebih selektif.

Lalu ACSET akan memberdayakan keahliannya dalam dua bidang tersebut untuk mengembangkan dan melakukan diversifikasi secara kompetitif ke bidang pekerjaan kelautan (marine works) dan soil improvement.

Baca Juga: Midi Utama Indonesia (MIDI) meraup laba Rp 89,03 miliar di Semester I

ACSET juga telah memiliki kapabilitas untuk melakukan pekerjaan soil improvement lepas pantai (offshore) melalui cement deep-mixing (CDM) barge-nya—ACSET Sea I.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×