Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah terjangan pagebluk Covid-19, dua emiten produsen nikel terbesar di Indonesia yakni PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) masih mencetak kenaikan kinerja keuangan.
Per sembilan bulan pertama 2020, ANTM membukukan laba bersih senilai Rp 835,78 miliar atau naik 30,28% secara tahunan. Secara kuartalan, laba bersih emiten pelat merah ini naik hingga 105% dibanding kuartal kedua 2020. Pada kuartal ketiga 2020, ANTM mencatat laba bersih senilai Rp 750,95 miliar.
Dari sisi penjualan, emiten penghuni Indeks Kompas100 ini membukukan pendapatan senilai Rp 18,03 triliun atau menurun 26% secara tahunan. Hanya saja, secara kuartalan, penjualan Aneka Tambang melesat hingga 119% dari Rp 4,02 triliun di kuartal kedua 2020 menjadi Rp 8,81 triliun di kuartal ketiga kemarin.
SVP Corporate Secretary Aneka Tambang Kunto Hendrapawoko mengatakan, sepanjang sembilan bulan pertama 2020, komoditas emas menjadi kontributor utama dimana sebanyak Rp 12,98 triliun atau 72% dari penjualan ANTM disumbang oleh komoditas emas.
Baca Juga: Saham ANTM dan MDKA Kinclong Terpoles Harga Emas, Begini Saran Analis
Per kuartal ketiga, penjualan emas mencapai Rp 6,58 triliun atau setara 75% dari penjualan konsolidasi di kuartal ketiga. Secara kuartalan, penjualan di segmen emas naik 170% dibandingkan dengan kuartal kedua yang hanya Rp 2,43 triliun.
“Pertumbuhan nilai tersebut sejalan dengan peningkatan volume penjualan emas ANTM apresiasi positif tingkat permintaan emas di dalam negeri serta didukung oleh terjaganya tingkat produksi emas,” terang Kunto, Selasa (27/10).
Capaian positif juga dicatatkan oleh segmen operasi nikel (feronikel dan bijih nikel) dimana sepanjang periode sembilan bulan pertama mencatatkan laba usaha senilai Rp 1,03 triliun. Di kuartal ketiga, segmen operasi nikel mencatatkan laba usaha sebesar Rp 692,7 miliar atau naik 163% dibandingkan dengan kuartal kedua. Kunto mengatakan, pertumbuhan tersebut didorong oleh capaian penjualan bijih nikel serta kenaikan harga bijih nikel global di kuartal ketiga.
Adapun tingkat penjualan bijih nikel pada kuartal ketiga melesat 522% secara kuartalan menjadi 1,04 juta wet metric ton (wmt) . Jika diakumulasikan, penjualan bijih nikel per sembilan bulan pertama mencapai 1,21 juta wmt.
Sementara produksi bijih nikel kepada pabrik feronikel ANTM dan pelanggan domestik di periode kuartal ketiga mencapai 1,49 juta wmt dengan tingkat pertumbuhan 100% secara kuartalan. Jika diakumulasikan dalam sembilan bulan, maka volume produksi bijih nikel ANTM mencapai 2,86 juta wmt.
Baca Juga: Mengukur Kekuatan Saham Jawara, MDKA, ANTM dan INCO Paling Moncer di Indeks LQ45
Emiten produsen nikel lainnya, Vale Indonesia, juga membukukan kenaikan laba bersih. Secara fantastis, laba bersih INCO melesat hingga 47.800% secara tahunan menjadi US$ 76,64 juta, dari realisasi laba bersih pada periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya US$ 160.000.
Di saat yang bersamaan, pendapatan INCO berhasil naik 12,7% dari sebelumnya US$ 506,46 juta menjadi US$ 571,02 juta pada sembilan bulan 2020. INCO mencatat volume pengiriman sebesar 19.954 metrik ton (MT) dengan pendapatan sebesar US$ 210,6 juta pada triwulan ketiga.
“Kami berhasil mengendalikan beban pokok pendapatan kami secara berkelanjutan pada triwulan ini dan di saat yang bersamaan, kami juga diuntungkan dari kenaikan harga nikel,” terang Nicolas Kanter, Presiden Direktur dan CEO Vale Indonesia, Kamis (29/10). Adapun harga realisasi nikel pada triwulan ketiga lebih tinggi 13% dibandingkan harga realisasi pada triwulan kedua.
Baca Juga: Mengintip saham-saham tambang yang menguat sejak awal tahun
Sebagai gambaran, INCO telah memproduksi 19.477 MT nikel dalam matte sepanjang triwulan ketiga tahun 2020. Realisasi ini 4% lebih tinggi dibandingkan dengan volume produksi yang dihasilkan pada kuartal kedua 2020 yang hanya 18.701 MT.
Sementara jika diakumulasikan, produksi nikel Vale Indonesia pada sembilan bulan pertama 2020 mencapai 55.792 MT, atau 10% lebih tinggi dibandingkan dengan produksi pada periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya 50.531 MT.
Baca Juga: Kinerja kuartalan Aneka Tambang (ANTM) membaik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News