Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja reksadana masih mampu bertumbuh di tengah gejolak tahun 2022. Hanya reksadana saham yang tidak mampu mencetak hasil positif.
Berdasarkan data Infovesta Utama, instrumen reksadana pasar uang menjadi yang paling prospektif dengan pertumbuhan 2,71% sepanjang tahun 2022.
Reksadana pendapatan tetap dan reksadana campuran, keduanya masing-masing sukses mencatatkan return 2,01% dan 0,33%. Sedangkan, reksadana saham terkoreksi 0,85% di tahun 2022.
Vice President Infovesta Wawan Hendrayana menjelaskan bahwa kinerja reksadana saham di bawah ekspektasi, padahal Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebagai acuan atau Benchmark berhasil tumbuh 4,09% di tahun 2022. Tercatat hanya ada sekitar 40% produk reksadana saham yang mampu mengungguli performa IHSG.
Baca Juga: Kinerja Portofolio Investasi 2022 Lebih Rendah Dibandingkan Tahun 2021
"Penyebabnya lebih kepada strategi Manajer Investasi (MI) yang tidak memilih untuk mengoleksi jenis saham-saham yang ternyata prospektif," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Senin (2/1).
Menurut Wawan, banyak manajer investasi yang 'ketinggalan kereta' karena tidak mengoleksi saham seperti energi yang sedang naik tajam di tahun ini. Selama tahun 2022, return IDX sektor energi naik hingga 100,05% dan menjadi salah satu penyumbang terbesar return IHSG.
MI nampaknya berpandangan bahwa kenaikan saham sektor energi hanya sesaat karena perang Ukraina dan Rusia dinilai akan cepat berakhir. Selain itu, ada pula pertimbangan mengenai likuiditas dan valuasi bagi MI dalam memilih saham suatu emiten.
Kalau reksadana pendapatan tetap, Wawan menilai pertumbuhannya cukup baik walaupun hanya sekitar 2%. Pasalnya, reksadana pendapatan tetap sempat bergerak negatif di pertengahan tahun 2022 akibat kenaikan suku bunga sampai empat kali.
Baca Juga: Terimbas Aturan Baru di Asuransi, Aset Kelolaan Industri Bank Kustodian Turun 7,29%
Tetapi setelah di akhir tahun, mulai ada perbaikan kinerja karena kupon mulai masuk dan terdorong ekspektasi kenaikan suku bunga bakal melandai.
Sementara untuk reksadana pasar uang dan reksadana campuran sudah sesuai dengan target kinerja. Reksadana campuran harusnya bertumbuh positif seiring prospek reksadana pendapatan tetap dan reksadana saham yang dinilai akan lebih baik di tahun 2023.
Instrumen reksadana pasar uang bahkan dianggap masih akan menghasilkan pertumbuhan lebih moncer karena tahun ini masuk dengan lingkungan suku bunga yang tinggi.