Reporter: Agustinus Beo Da Costa | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Kinerja keuangan PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) terpuruk. Per 30 Juni 2015, SMCB menderita kerugian bersih senilai Rp 138,06 miliar. Di periode yang sama tahun lalu, produsen semen ini masih mencatatkan laba bersih Rp 452,93 miliar.
Melemahnya kinerja Holcim sudah terlihat pada sisi top line. Mengacu publikasi laporan keuangan SMCB ke Bursa Efek Indonesia (BEI) kemarin, semester pertama tahun ini, pendapatan SMCB menyusut 1,42% year-on-year (yoy) menjadi Rp 4,86 triliun.
Di saat yang sama, beban perusahaan ini semakin meningkat. Per 30 Juni 2015, SMCB mencetak beban pokok produksi senilai Rp 3,80 triliun. Jumlah ini menanjak 8,57% dibandingkan realisasi 30 Juni 2014 senilai Rp 3,50 triliun.
Kepala Riset NH Koorindo Reza Priyambada menilai, merosotnya kinerja keuangan Holcim Indonesia lantaran biaya atau beban pokok produksi perusahaan meningkat. "Akibatnya laba operasional menurun. Setelah dikurangi beban administrasi, beban pajak dan lainnya, maka laba perusahaan akan melambat," ujar dia kepada KONTAN, Selasa (15/9).
Reza memperkirakan kenaikan beban pokok produksi dan biaya produksi Holcim terjadi karena ada pembangunan pabrik baru. Meski pabrik semen baru itu belum berproduksi, menurut dia, sejumlah biaya yang keluar untuk pembangunan pabrik sudah dibukukan pada kinerja keuangan tahun ini.
Selain itu, dari sisi makro industri properti dan konstruksi sedang mengalami perlambatan pada semester I 2015. Dengan demikian, produsen semen seperti SMCB ikut terkena imbas perlambatan kedua sektor tersebut. Hal ini karena permintaan semen dari sektor properti dan konstruksi menurun.
"Apabila penjualan properti megap-megap, maka semen juga akan terkena imbasnya," tegas dia. Harga saham SMCB kemarin di posisi Rp 1.055 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News