Reporter: Namira Daufina | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Rupiah lebih bertenaga seiring pelemahan yang terjadi pada dollar AS. Kamis (2/6), di pasar spot, kurs rupiah menguat 0,13% ke level Rp 13.643 per dollar AS.
Namun, kurs tengah Bank Indonesia mencatat, mata uang Garuda masih melemah tipis 0,18% ke posisi Rp 13.695 per dollar AS.
Yulia Safrina, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures mengatakan, rupiah unggul seiring pelemahan melanda dollar AS. Mata uang Paman Sam loyo karena pelaku pasar memilih untuk berburu yen yang sedang kuat. Selain itu, posisi dollar AS memang sudah terlampau tinggi sehingga memicu aksi ambil untung alias profit taking.
Daya tarik yen meningkat setelah Bank of Japan (BoJ) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga dan tidak melakukan pelonggaran stimulus lanjutan. “Sentimen ini juga positif bagi rupiah, karena sesama mata uang Asia dan juga jadi bagi koreksi dollar AS,” jelas Yulia.
Hingga pukul 16.45 WIB, posisi index USD turun 0,19% ke level 95,27 dibanding hari sebelumnya. Ini juga akibat pelaku pasar yang mengantisipasi data ketenagakerjaan AS yang akan dirilis akhir pekan ini.
"Sebab data tenaga kerja akan jadi sinyal yang jelas bagi prospek ekonomi AS ke depan," tutur Yulia. Sikap wait and see pasar ini lah yang sesaat untungkan rupiah. Penguatan rupiah kali ini masih didominasi oleh pergerakan katalis eksternal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News