Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
DALLAS. Kontrak harga minyak dunia masih meroket. Lonjakannya bahkan melampaui level tertinggi dalam dua tahun terakhir.
Di New York, harga minyak melompat 8,6% dari posisi 18 Febuari lalu. Kekerasan yang terjadi di Libya menjadi pemicu utama kenaikan harga minyak. Pasar khawatir, kejadian tersebut bakal memangkas suplai minyak dunia meskipun OPEC sudah memastikan pasokan minyak tidak akan terganggu.
"Dunia masih bisa bertahan dengan kurangnya suplai minyak dari Libya. Namun, kecemasan yang ada adalah aksi unjukrasa itu akan menyebar ke negara-negara Arab lainnya. Kita tidak bisa mengetahui di mana hal ini akan berakhir," jelas Bill O'Grady, chief market strategist Confluence Investment Management di St. Louis.
Catatan saja, kontrak harga minyak untuk pengantaran Maret naik US$ 7,37 menjadi US$ 93,57 sebarel di NYMEX. Ini merupakan level tertinggi sejak 3 Oktober 2008. Kontrak bulan Maret tersebut habis masa berlakunya pada hari ini. Sementara itu, kontrak harga minyak pengantaran April yang lebih aktif diperdagangkan naik US$ 5,71 atau 6,4% menjadi US$ 95,42 sebarel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News