Reporter: Dwi Nicken Tari | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Devaluasi dari PBoC ikut menyeret nilai tukar AUD di hadapan GBP. Perbedaan kebijakan moneter kedua bank sentral negara ini juga turut menekan AUD.
Mengutip Bloomberg, Selasa (11/8) pukul 15.55 pasangan GBP/AUD naik 1,06% ke level US$ 2,1255 dibandingkan hari sebelumnya.
Analis PT Esandar Arthamas Berjangka Tonny Mariano menjelaskan pergerakan harga pairing GBP/AUD lebih disebabkan oleh AUD yang melemah terhadap GBP. Tonny menjelaskan bahwa AUD pada Selasa (11/8) melemah secara global setelah People Bank of China (PBoC) memangkas nilai tukar Yuan sebesar 1,9% yang merupakan level terendahnya selama tiga tahun terakhir ini.
Tonny menjelaskan bahwa devaluasi ini dilakukan karena pemerintah China khawatir dengan perlambatan ekonomi di China dan peluang untuk ekspor menjadi terhambar karena nilai tukar Yuan yang kuat.
"Karena China merupakan negara tujuan ekspor utama Australia, maka pergerakan Yuan juga menjadi sentimen terhadap AUD, makanya AUD melemah," kata Tonny.
Sementara dari GBP, Tonny menjelaskan sebenarnya masih minim sentimen. Dilihat dari kebijakan moneternya, lanjut Tonny, BoE memiliki kebijakan yang lebih unggul daripada Reserve Bank of Australia yang ingin menaikkan suku bunganya.
"Sementara kan RBA di pertemuan terakhir tidak ada membahas mengenai suku bunga," ujar Tonny.
Tonny menduga pada Rabu (12/8), pasangan GBP/AUD akan melanjutkan penguatan melanjutkan efek fundamental pada Selasa (11/8).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News