Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Deutsche Bank memunculkan optimisme terhadap prospek kinerja PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) bahkan di tengah penurunan sebesar 25% dalam sebulan terakhir.
Deustche Bank Research yang dirilis pada 19 Oktober 2022 menepis kekhawatiran dengan memunculkan rekomendasi BUY (Beli) terhadap saham GOTO. Target harga jangka pendeknya adalah Rp250 per saham.
Analis Deutsche Bank ReenaVerma Bhasin, melalui riset yang disusunnya menyatakan salah satu pertimbangannya karena percaya bahwa kekhawatiran pasar tentang pembiayaan GoTo di tengah kenaikan suku bunga merupakan hal yang berlebihan.
Baca Juga: Harga Saham GOTO & BUMI Beda Arah di Akhir Perdagangan Bursa Jumat (21/10)
”GOTO kemungkinan akan membutuhkan pembiayaan eksternal pada 2024 sampai sekitar 2025 dengan puncak kebutuhan pembiayaan diperkirakan kurang dari US$500 juta. Masih jauh di bawah batas kredit GOTO yang belum digunakan. Maka riset kami memperkirakan ada potensi upside (kenaikan saham GOTO) antara 20% sampai 21% (dari penutupan pada 14 Oktober pada harga Rp202 per saham) dengan rekomendasi BELI,” ungkapnya.
Bhasin menyukai saham GOTO karena prospek pertumbuhannya yang kuat, didukung oleh segmen bisnis yang unik. Salah satunya terkait integrasi layanan e-commerce, on-demand, dan keuangan ke dalam satu ekosistem.
Di segmen bisnis e-Commerce, Bhasin melihat potensi peningkatan pendapatan dari kenaikan take rate pada beberapa kuartal mendatang. Terutama karena berbagai inisiatif GOTO dalam rangka optimalisasi ekosistem digitalnya memanfaatkan dominasi Tokopedia yang menurut data Euromonitor menguasai 34% pangsa pasar e-Commerce Indonesia.
Tokopedia melayani 99% wilayah di Indonesia dan memiliki 15 juta merchant terdaftar. Penawaran produknya bersifat hiperlokal dengan lebih dari 60% berasal dan dikirim dalam kota yang sama.
Segmen on-demand GOTO juga diharapkan semakin tumbuh di tengah pemulihan permintaan pasca-pandemi saat ini dan seiring pemulihan perekonomian negara.
“Kenaikan tarif oleh pemerintah baru-baru ini untuk layanan transportasi sepeda motor berbasis aplikasi kemungkinan akan "hanya berdampak kecil" pada tingkat pengambilan berdasarkan permintaan secara keseluruhan,” tulis Bhasin.
Baca Juga: Naik 5 Hari, IHSG Tembus 7.000 di Awal Perdagangan Jumat (21/10)
Sentiment positif lainnya adalah dari mulai beroperasinya beberapa layanan keuangan sebagai sumber pendapatan baru bagi GOTO yang dinilai akan menjadi salah satu katalis percepatan pendapatan.
“Kami mengharapkan inisiatif ini untuk menumbuhkan pendapatan kotor pada tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sekitar 38 persen dan pendapatan bersih pada CAGR 64 persen dari 2022 hingga 2025,” Bhasin menerangkan.
Memang, kata dia, EBITDA (laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi) GOTO masih akan membutuhkan waktu untuk mencapai titik impas. Setidaknya butuh tambahan waktu dua tahun.
Meski begitu, pihaknya menilai ekuitas GOTO sebesar US$20 miliar menyiratkan target harga Rp250 per saham. ”Pada harga saham saat ini, Goto diperdagangkan pada EV/GTV 0,3x atau lebih tinggi dibandingkan Grab dan Sea di angka 0,2x. Mencerminkan pertumbuhan GTV (Gross Transaction Value) yang lebih tinggi untuk GoTo,” terusnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News