Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten pertambangan batubara mulai memutuskan untuk merevisi target produksi tahun ini seiring dengan lemahnya harga batubara. Salah satunya adalah PT Bayan Resources Tbk (BYAN).
Pertengahan Mei 2020 kemarin, BYAN mengumumkan adanya revisi target kinerja operasional tahun ini. Emiten tambang batubara ini merevisi target produksi di kisaran 26 juta metrik ton. Sebelumnya, BYAN menargetkan dapat memproduksi 30 juta metrik ton hingga 31 juta metrik ton.
Meski demikian, PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) mengaku belum berencana untuk merevisi target operasional untuk tahun ini. Sebagai gambaran, anak usaha DOID yakni PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) telah menandatangani kontrak jasa pertambangan dengan PT Indonesia Pratama yang merupakan anak perusahaan BYAN.
Namun, Head of Investor Relations Delta Dunia Makmur Regina Korompis mengatakan adanya potensi penurunan volume produksi akibat pagebluk Covid-19. “Kami belum merevisi target apa pun. Tetapi karena adanya pandemi ini, impor batubara global diperkirakan akan terpangkas sebesar 10%. Kami memperkirakan adanya potensi penurunan volume produksi perusahaan pada tahun 2020,” ujar Regina kepada Kontan.co.id, Jumat (3/7).
Baca Juga: Delta Dunia Makmur (DOID) Berupaya Negosiasi dan Cari Peluang Kontrak Baru
Regina juga masih optimistis terhadap target kinerja DOID untuk tahun ini. Sebagai gambaran, DOID menargetkan mampu membukukan pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) di kisaran US$ 230 juta–US$ 260 juta. Sementara dari sisi topline, emiten kontraktor tambang ini menargetkan mampu membukukan pendapatan US$ 800 juta–US$ 900 juta.
Per kuartal I-2020, pendapatan neto DOID turun 9,39% (yoy) menjadi US$ 193,82 juta. Dari jumlah tersebut, pendapatan dari PT Indonesia Pratama sebesar US$ 21,66 juta atau 11% dari total pendapatan DOID.
DOID juga mencatat kerugian bersih sebanyak US$ 22,81 juta di periode tersebut. Padahal, di kuartal satu tahun lalu emiten ini masih meraih laba bersih US$ 1,97 juta.
Baca Juga: Begini strategi Delta Dunia makmur (DOID) untuk perbaiki kinerja di tahun Ini
Untuk menjaga kinerja, DOID akan fokus pada efisiensi biaya dan mengoptimalkan pemanfaatan aset. Hal ini masih menjadi kunci utama yang akan mengarah pada peningkatan likuiditas untuk mengatasi dampak Covid-19 yang berkepanjangan.
DOID juga akan meminimalkan penggunaan belanja modal atau capital expenditure (capex). Regina memprediksi, tahun ini DOID akan melakukan pengeluaran belanja modal yang lebih rendah dari realisasi 2019. Adapun realisasi capex DOID pada 2019 mencapai US$ 73 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News