Reporter: Dina Farisah | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Yen Jepang melemah terhadap sejumlah mata uang utama dunia. Data defisit neraca perdagangan Jepang yang baru saja dirilis, membuat pesona yen sebagai safe haven memudar.
Pasangan USD/JPY, Rabu (18/12) pukul 18.00 WIB, naik 0,30% dibanding hari sebelumnya menjadi 102,98. Pasangan AUD/JPY juga menguat 0,43% menjadi level 91,751 dan pairing EUR/JPY naik 0,36% menjadi 141,86.
Yen melemah setelah Jepang mencatatkan defisit neraca perdagangan di November sebesar ¥ 1,35 triliun atau sekitar US$ 13,1 miliar. Defisit ini lebih tinggi dibandingkan estimasi sebelumnya ¥ 1,2 triliun.
Kementerian Keuangan Jepang menjelaskan, impor Jepang naik 21,1% dari periode yang sama di tahun sebelumnya, sementara ekspor naik 18,4%. “Yen akan tetap lemah. Defisit perdagangan yang cukup besar menahan mata uang ini dari penguatan,” kata Daisuke Karakama, Ekonom Mizuho Bank Ltd kepada Bloomberg.
Zulfirman Basir, Senior Research and Analyst PT Monex Investindo Futures mengatakan, pada pasangan USD/JPY, pelemahan yen disebabkan antisipasi pelaku pasar terhadap pengurangan stimulus moneter The Federal Reserve. Hal ini mendorong akumulasi dollar AS sehingga berdampak pada pelemahan yen.
“Pasar sedang menanti paparan kebijakan reformasi struktural Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe untuk memicu pertumbuhan ekonomi Jepang,” ujar dia.
Wahyu Tribowo Laksono, analis PT Megagrowth Futures menuturkan, kebijakan Bank of Japan memang sengaja mempertahankan yen dalam posisi melemah. Selain itu, stabilnya suku bunga di Uni Eropa mendorong penguatan euro. Hal ini memberikan tekanan terhadap yen.
Sementara, analis PT Millenium Penata Futures, Suluh Adil Wicaksono menilai, pada pairing AUD/JPY, kedua valuta asing sebenarnya sedang melemah. "Namun, defisit perdagangan Jepang membuat yen lebih lemah ketimbang aussie," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News