kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Defisit neraca perdagangan tak lagi jadi momok


Senin, 03 Maret 2014 / 19:39 WIB
Defisit neraca perdagangan tak lagi jadi momok
ILUSTRASI. Produsen pipa baja PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP) atau Spindo.


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Tren surplus neraca perdagangan Indonesia tak berlanjut. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca dagang Januari 2014 defisit sebesar US$ 430,6 juta. Lantas, apakah ini menjadi sentimen negatif bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sehingga anjloknya IHSG seperti tahun lalu bisa kembali terulang?

Satrio Utomo, Kepala Riset Universal Broker bilang, rilis neraca perdagangan periode Januari 2014 memang berpotensi menjadi sentimen negatif untuk pergerakan IHSG. Hal ini juga sudah mulai terlihat dari posisi IHSG hari ini, (3/3), yang ditutup pada zona merah.

"Namun, sentimen itu sifatnya terbatas, karena angka defisitnya sudah tidak menyeramkan lagi seperti September tahun lalu," imbuh Satrio kepada KONTAN, (3/3). Mengingatkan saja, angka defisit neraca perdagangan pada September 2013 lalu mencapai US$ 657,2 juta.

Lagipula, para pelaku pasar sudah menduga adanya defisit neraca perdagangan yang memang cenderung telah menjadi siklus. Pemerintah juga sudah memberikan pernyataan-pernyataan yang memunculkan sinyal jika defisit neraca perdagangan kembali akan terjadi.

Jadi, kepanikan sudah tidak lagi menyelimuti pelaku pasar. "Kalau pun indeks turun hingga menyentuh level konsolidasi di 4.450-4.4.500, hal itu juga masih wajar dan hanya terjadi untuk jangka pendek," tambah Satrio.

Senada, Muhammad Alfatih, analis Samuel Sekuritas juga menilai, sentimen tersebut tidak akan menimbulkan panic selling oleh para pelaku pasar. Bahkan, pelaku pasar juga sudah mengantisipasi rilis PMI Manufaktur China yang ternyata memang melambat.

Rilis data tersebut membuat bursa Asia tidak bergairah. Tapi, pelamahan bursa Asia yang selama ini menjadi salah satu penggerak IHSG juga tidak begitu signifikan pengaruhnya. Alfatih bilang, IHSG hari ini melemah tapi berada dalam kondisi moderat, sepi transaksi.

"Untuk jangka pendek, range IHSG ada di kisaran 4.700-4.800, dan jika melihat kondisinya yang moderat seperti saat ini, besok IHSG berpeluang menguat," tutur Alfatih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×