kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Defisit neraca perdagangan tak lagi jadi momok


Senin, 03 Maret 2014 / 19:39 WIB
Defisit neraca perdagangan tak lagi jadi momok
ILUSTRASI. Produsen pipa baja PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP) atau Spindo.


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Tren surplus neraca perdagangan Indonesia tak berlanjut. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca dagang Januari 2014 defisit sebesar US$ 430,6 juta. Lantas, apakah ini menjadi sentimen negatif bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sehingga anjloknya IHSG seperti tahun lalu bisa kembali terulang?

Satrio Utomo, Kepala Riset Universal Broker bilang, rilis neraca perdagangan periode Januari 2014 memang berpotensi menjadi sentimen negatif untuk pergerakan IHSG. Hal ini juga sudah mulai terlihat dari posisi IHSG hari ini, (3/3), yang ditutup pada zona merah.

"Namun, sentimen itu sifatnya terbatas, karena angka defisitnya sudah tidak menyeramkan lagi seperti September tahun lalu," imbuh Satrio kepada KONTAN, (3/3). Mengingatkan saja, angka defisit neraca perdagangan pada September 2013 lalu mencapai US$ 657,2 juta.

Lagipula, para pelaku pasar sudah menduga adanya defisit neraca perdagangan yang memang cenderung telah menjadi siklus. Pemerintah juga sudah memberikan pernyataan-pernyataan yang memunculkan sinyal jika defisit neraca perdagangan kembali akan terjadi.

Jadi, kepanikan sudah tidak lagi menyelimuti pelaku pasar. "Kalau pun indeks turun hingga menyentuh level konsolidasi di 4.450-4.4.500, hal itu juga masih wajar dan hanya terjadi untuk jangka pendek," tambah Satrio.

Senada, Muhammad Alfatih, analis Samuel Sekuritas juga menilai, sentimen tersebut tidak akan menimbulkan panic selling oleh para pelaku pasar. Bahkan, pelaku pasar juga sudah mengantisipasi rilis PMI Manufaktur China yang ternyata memang melambat.

Rilis data tersebut membuat bursa Asia tidak bergairah. Tapi, pelamahan bursa Asia yang selama ini menjadi salah satu penggerak IHSG juga tidak begitu signifikan pengaruhnya. Alfatih bilang, IHSG hari ini melemah tapi berada dalam kondisi moderat, sepi transaksi.

"Untuk jangka pendek, range IHSG ada di kisaran 4.700-4.800, dan jika melihat kondisinya yang moderat seperti saat ini, besok IHSG berpeluang menguat," tutur Alfatih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×