kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

DAYA membidik pertambahan 30 gerai tahun ini


Jumat, 10 Maret 2017 / 19:27 WIB
DAYA membidik pertambahan 30 gerai tahun ini


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Perusahaan ritel penyedia produk kesehatan dan kecantikan, PT Duta Intidaya Tbk menggenjot ekspansi tahun ini. Perusahaan yang membawa brand Watsons itu menganggarkan belanja modal (capex) tahun ini berkisar Rp 30 miliar. Dana tersebut diambil dari sisa IPO (Initial Public Offering) tahun lalu.

Belanja modal tahun ini akan digunakan paling banyak untuk ekspansi gerai baru. Dalam pembukaan gerai baru itu, paling banyak perusahaan menggelontorkan investasi Rp 1 miliar per gerai.

Oleh karena itu, Duta Intidaya menargetkan tahun ini bisa membuka sekitar 30 gerai baru. "Kami akan kokohkan di Jawa dan Bali. Luar Jawa-Bali, bisa jadi tahun depan," ujar Lilis Mulyawati, Direktur Utama PT Duta Intidaya Tbk di Bursa Efek Indonesia, Jumat (10/3).

Lilis mengungkapkan, permintaan pasar yang bagus membuat Duta Intidaya optimsitis menambah gerai baru. Perusahaan dengan kode emiten DAYA di Bursa Efek Indonesia ini pun juga membangun bisnis ecommerce, untuk melengkapi toko fisik mereka. "Namanya Watsons Indonesia. Kami juga sudah bekerja sama dengan Lazada," ungkapnya.

Sukarnen Suwanto, Direktur Pengembangan Bisnis PT Duta Intidaya Tbk mengungkapkan tahun ini pihaknya belum merencanakan aksi korporasi pendanaan lebih lanjut. Pasalnya, sisa dana IPO tahun lalu juga masih ada.

Tahun lalu, DAYA juga melunasi hutang mereka senilai Rp 29 miliar kepada Bank HSBC. "Sekitar 35% dana IPO kami gunakan untuk bayar hutang," ujar Sukarnen di Jakarta, Jumat (10/3).

Dia mengungkapkan 65% dana IPO tersebut dialokasikan untuk ekspansi gerai. Tahun lalu, DAYA sudah menggunakan sekitar Rp 12 miliar untuk ekspansi gerai. Alhasil, DAYA menambah 15 toko pada tahun lalu. Tahun ini, akan menambah 30 gerai baru. Sementara sisa dana capex yang masih ada akan digunakan untuk refit toko yang ada, dan pengembangan e-commerce.

Sukarnen mengatakan tahun ini, DAYA akan menahan pembagian deviden. Sementara untuk tahun ini, manajemen membidik pertumbuhan double digit. Dengan konsep convenience store ingin lebih dekat dengan customer. "Kami akan membuka gerai yang tanpa henti. Karena itu adalah konsep retail," ujarnya.

Meski demikian, DAYA akan tetap selektif dalam menambah gerai. Sebab, pembukaan setiap gerai tertentu akan menggunakan skema sewa tempat selama 5 tahun. Oleh karena itu, manajemen mempertimbangkan sirkulasi penjualan harus baik dalam masa tersebut.

"Yang di mall sewa 5 tahun. Maka ketika invest harus tepat. SSSG kami juga bidik double digit," katanya.

Sebagai catatan, dalam proses IPO pertengahan tahun lalu, DAYA menetapkan harga saham perdana sebesar Rp 180 per saham. Harga itu berada di rentang tengah dari rentang harga penawaran Rp 170 - Rp 190 per saham. Pemilik gerai Watsons ini melepas 478,04 juta saham atau 23% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.

DAYA juga belum memberikan laporan keuangan akhir tahun. Manajemen berharap, akhir bulan ini bisa memberikan laporan tersebut. Dari catatan keuangan kuartal III-2016, DAYA membukukan pendapatan Rp 176,41 miliar. Angka ini lebih tinggi 26,01% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×